Temanggung - Kisruh pemerintahan Temanggung akibat mundurnya 108 pejabat makin ramai. Ratusan orang mulai turun ke jalan. Mereka meminta bertemu Bupati Temanggung Totok Ary Prabowo. Tapi sang bupati hanya mengirim utusan. Tapi, sang utusan tampaknya tidak
pede, grogi di depan massa. Sang utusan itu bernama Rahayu Istanto. Saat ini menjabat sebagai asisten sekretaris II Sekretariat Daerah (Asek II Sekda) kabupaten Temanggung. Saat datang menemui massa dari Aliansi Mahasiswa dan Rakyat Temanggung (Amarta), Rahayu tampak berusahan tenang. Dan saat memulai bicara, Rahayu juga tampak berusaha bicara tenah. Tapi sayang, wajahnya tampak sedikit pucat, seperti ada yang membebani. "Saya ini bekerja di sini sudah lama mulai tahun 1973 hingga sekarang. Mulai bekerja dari tukang melipat amplop dengan gaji sebulan 100 hari," kata Rahayu Istanto dengan nada terpatah-patah di depan massa yang menggelar aksi di depan kantor bupati Temanggung di Jl. Jl Tentara Pelajar, Selasa (11/1/2005) siang.Memang, pidato Rahayu membuat sejumlah demonstran tersenyum. Maklum, ada kata yang kurang pas. Meski salah ucap, Rahayu dia tidak menyadarinya. Bahkan, Rahayu mengulanginya kembali kesalahan itu. Rahayu tetap saja menyatakan bahwa dirinya sempat digaji sebulan 100 hari.Saat Rahayu mengulangi kesalahan itu, para demonstran tetap tersenyum. Bahkan, ada salah seorang dari mereka nyeletuk, "Yang dimaksud sebulan digaji Rp 100 mungkin."Celetukan demonstran tak diindahkan Rahayu. Dia tetap saja melanjutkan pidatonya. Di depan massa, Rahayu menyatakan mendapat perintah dari bupati untuk menemui massa. Selain itu, kata dia, menemui massa juga merupakan kewajiban dirinya. "Kami juga memahami kesulitan yang dialami teman-teman saya di sini sehingga ada peristiwa seperti sekarang ini. Dan kita hanya bisa berdoa agar cepat selesai," kata Rahayu. Selanjutnya, Rahayu Istanto berpesan kepada massa agar menyampaikan aspirasinya melalui mekanisme kelembagaan yang ada. Hal ini perlu dilakukan agar jalannya pemerintahan di kabupaten Temanggung tidak terganggu. Namun massa tampaknya tidak puas hanya ditemui Asek II Sekda itu. Salah seorang wakil massa, M. Tolha Mansur tetap ngotot kepada Rahayu agar Bupati Totok Ary Prabowo bersedia menemui massa. Tapi, dalam dalam dialog yang cukup lama itu, permintaan massa tetap tidak dikabulkan. Karena itu, pada Rabu (12/1/2005) besok, massa mengancam akan datang berdemonstrasi lagi dengan jumlah massa yang lebih besar. Dalam pernyataan sikapnya yang dibacakan di halaman kantor bupati, Amarta mendukung sepenuhnya 80 orang pejabat pemkab Temanggung yang menyatakan mundur dan menuntut Totok Ary Prabowo mundur sebagai bupati. Mereka juga meminta kepada aparat untuk mengusut tuntas dan mengadili kasus korupsi yang dilakukan Totok dan kroni-kroninya serta meminta Totok mengembalikan uang rakyat yang dikorupsinya.
(asy/)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini