SBNP merupakan alat yang menjadi pemandu bagi nahkoda saat berlayar pada malam hari. Alat yang berbentuk tonggak besi setinggi sekitar 5 meter di atas permukaan laut itu, diujungnya terdapat lampu sebagai rambu. Di laut, SBNP dipasang di pintu masuk pelabuhan dan di sekitar pulau di Kepulauan seribu untuk menandai perairan dangkal.
Sekretaris Jenderal Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kepulauan Seribu, Muhammad Rosyid (44), mengatakan imbas tidak berfungsinya beberapa SBNP, nelayan mengeluh merasa kesulitan berlayar. Sehingga, mengakibatkan para nelayan harus melaut hingga malam dan kesulitan saat menepi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia berharap secepatnya SBNP dapat diperbaiki dan kembali berfungsi. "Sekarang nelayan hanya menggunakan feeling dan ingatan akan struktur perairan sekitar pulau saat berlayar," ucapnya.
Kepala Suku Bagian Tata Usaha Suku Dinas Perhubungan Kepulauan Seribu, Iwa Kartiwa membenarkan bahwa terdapat beberapa SBNP yang rusak. Menurutnya tidak berfungsinya SBNP lantaran aki sebagai penyuplai energi lampu dicuri.
"Lampu SBNP itu menyala dengan daya dari aki. Tapi akinya itu banyak dicuri oleh nelayan juga," ujarnya.
Sementara itu Kepala Bidang Transportasi Laut dan Udara (TLU) Dishub DKI, Reni Widiastuti menjelaskan faktor utama kerusakan SBNP dengan dicurinya aki. Menurutnya, sejak tahun 2002 hingga 2011, TLU Dishub memiliki 38 rambu laut.
"Dari seluruhnya, ada 14 rambu yang masuk perawatan Dinas. Sedangkan yang akan dibangun 2014 ini sebanyak 5 titik," terangnya.
Terdapat 19 buah SBNP yang dibangun oleh pengelolaan Sudin Perhubungan Kepulauan Seribu. "Untuk perawatan memang anggaran kita terbatas. Tapi nanti kita akan periksa mana saja yang masih rusak untuk diusulkan perawatan," tutupnya.
(tfn/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini