Dokter Sri Ulina dari Lapas Wanita Sukamiskin menjelaskan kronologis lengkap Malinda sejak ia datang hingga kini tengah terbaring di RS Santosa.
Malinda dipindahkan ke Lapas Wanita Sukamiskin dari Rutan Pondok Bambu sejak 18 Desember 2013. Saat datang, ia menjalani BAP dan screening kesehatan. Saat itu, rekam medis Malinda yang berisi berbagai dokumen kesehatan diserahkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekitar 4 bulan tinggal di kamar sel, Malinda mengeluhkan sakit kepala akibat darah tinggi. Namun saat itu ia hanya mendapatkan perawatan berupa pemberian obat tanpa dirawat di poliklinik.
"Tidak boleh membawa obat ke kamar. Jadi setiap minum obat ke poliklinik. Obatnya bawaan dari Jakarta," tuturnya.
Setelah itu, Malinda mengalami stroke pada bulan Mei hingga dilarikan ke RS Boromeus Bandung.
"Bibir kanannya miring. Matanya juga bengkak. Dia dirawat selama 3 hari," jelas Sri.
Sepulangnya dari rumah sakit, Malinda dirawat di poliklinik karena harus menjalani kontrol tensi rutin. Selain itu Malinda juga mempersiapkan operasi payudara.
"Karena selama ini dia juga mengeluhkan nyeri, berdenyut di bagian payudaranya. Silikon yang dipasang pecah dan menyebar dan sudah parah," tuturnya.
Setelah membaik dan menjalani konsultasi dengan dokter yang sebelumnya menangani Malinda, ia pun menjalani operasi di RS Santosa Bandung pada Juli lalu.
"Silikon yang pecah dan menyebar sudah melekat di daging sehingga harus dibuang," jelas Sri.
Setelah payudara, kini Malinda menjalani operasi di bagian bokongnya. Sama halnya dengan payudara, Malinda bermasalah akibat pemasangan silikon.
"Jadi sebelum pindah kesini, silikon yang dipasang di bokong lepas. Sehingga kulit ketemu langsung tulang, jadi dia enggak bisa duduk lama. Ngilu," tuturnya.
Malinda dipasang kembali silikon di bagian bokong supaya ada bantalan saat duduk.
"Kasihan kan kalau dia harus menjalani hukuman sampai 2020 dengan kondisi seperti itu," terangnya.
(tya/ndr)