Begini Kisah Pembentukan Pasukan Tjakrabirawa, Pengawal Soekarno

Begini Kisah Pembentukan Pasukan Tjakrabirawa, Pengawal Soekarno

- detikNews
Kamis, 02 Okt 2014 16:22 WIB
Jakarta - Sejak menjadi kepala negara pasca kemerdekaan Indonesia, Presiden Soekarno beberapa kali mendapat ancaman pembunuhan. Pasukan Pengawal Presiden (PPP) yang sebelumnya dibentuk untuk pengamanan presiden pun disempurnakan menjadi Tjakrabirawa,

Pembentukan Tjakrabirawa dilakukan Soekarno bertepatan dengan ulang tahunnya dengan mengeluarkan SK No 211/Pit/1962 tentang pembentukan resimen khusus yang bertanggung jawab penuh menjaga keselamatan presiden dan keluarganya. Karena Soekarno hemar melihat pertunjukan kulit, Pasukan tersebut diberi nama Tjakrabirawa.

Dalam dunia pewayangan, Tjakrabirawa adalah senjata pamungkas yang sangat ampuh milik Batara Krisna. Senjata Tjakrabirawa adalah penumpasan semua kejahatan dalam lakon wayang purwa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dalam pelaksanaan tugas, kami berpedoman pada yang tertulis dalam badge resimen Tjakrabirawa: Dirgayu Satyawira yang berarti seorang prajurit yang terpercaya yang menjaga keselamatan kepala negara," kata Maulwi Saelan seperti yang dikutip detikcom dalam buku 'Maulwi Saelan Penjaga Terakhir Soekarno', Kamis (2/1/2014).

Maulwi menjadi salah satu orang yang dipercaya Ajudan Presiden Soekarno Letkol CMP Sabur untuk menyiapkan personil untuk resimen ini. Sabur menghadap ke 4 panglima angkatan bersenjata (AD, AL, AU dan kepolisian) untuk meminta satu batalyon prajurit terbaiknya. Presiden Soekarno pun menuliskan pesannya untuk para anggota Tjakrabirawa.

Kepada semua anggauta "Tjakra Birawa"!
Tahukan kamu untuk apa 'Tjakra Birawaβ€Ž diadakan?
Setialah kepada tugasmu!
Aku melimpahkan kepertjajaan penuh kepadamu!

Presiden/Panglima Tertinggimu
Soekarno
Djakarta, 5 Oktober 1962

Pembentukan resmien ini bukan jauh dari suara sumbang. Maulwi menjelaskan ada saja suara sinis yang dilontarkan orang terkait pembentukan Tjakrabirawa.

"Lihat Bung Karno sekarang banyak musuhnya sehingga perlu ada kesatua khusus yang mengawalnya. Tidak seperti di awak-awal revolusi, musuhnya tidak ada kecuali kaum imperialis dan agen-agennya sehingga hanya dijaga satu Detasemen kawal pribadi dari polisi," kenang Maulwi.

Tjakrabirawa baru benar-benar diresmikan Soekarno oada 6 Juli 1963 di Wina, Austria melalui upacara kecil penyerahan tongkat komando dan baret merah tua pada Brigador Jenderal Moh Sabur yang diangkat menjadi Komandan Tjakrabirawa.

Resimen ini berkekuatan 3000 personal dengan keahlian handal. Untuk keamanan di lingkungan istana dibentuk Detasemen Pengawalan Chususβ€Ž (DPC) yang anggotanya berisi dari anggota Corps Polisi Militer (CPM) AD. Sedangkan untuk pengawalan pribadi presiden dibentuk Detasemen Kawal Pribadi (DKP) dari Angkatan Kepolisian.

Sebagian besar sudah menjadi pengawal Soekarno sejak. Masih di Yogyajakarta. Resimen ini didukung pesawat angkut Locheed C-140 Jetstar yang selalu siaga di Bandara Halim Perdanakusuma, Kapal Kepresidenan KRI Varuna di Pangkalan Komando Daerah-daerah Maritim di Tanjung Priok, dan 6 helicopter yang 1 diantaranya adalah Sikorsky S-61V pemberian Presiden AS John F Kennedy.

Yang paling dirasakan Soekarno dari terbentuknya resimen ini, ada beberapa kebiasaannya yang jadi terbatas. Salah satunya yakni Kebiasaan Soekarno yang keluar istana diam-diam dan sendiri.

"Dulu aku bisa keluar istana dengan diam-diam, kadang seorang diri. Sejak ada Tjakrabirawa hal ini tak mungkin kulakukan," ucap Soekarno.

Dalam buku ini juga ada cerita tentang 'nota' yang diterima Soekarno saatβ€Ž ia berhasil keluar istana sendiri tanpa pengawalan.

"Isinya penuh hormat tapi tegas. Isinya: Bapak yang tercinta. Kami bertanggung jawab atas keselamatan Bapak. Karena itu mohon dengan sangat agar Bapak tidak lagi diam-diam menyelinap keluar," ucap Soekarno.

Tjakrabirawa menjadi pengawal sekaligus teman untuk Soekarno. Menjadi bagian yang melekat secara fisik dengan presiden membuat mereka akhirnya beradaptasi dengan kehidupan Soekarno yang hanya ingin formalitas protokoler hanya pada acara kenegaraan namun diluar itu berbinca akrab bahkan menjadi pengiring Soekarno yang doyan menari lenso.

Operasi pertama resimen ini adalah pengamana presiden pada general rehearsal pembukaan AG IV, 21 Juli 1962 yang menjadi standar prosedur pengamanan presiden hingga saat ini.

(bil/ndr)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads