"Tahun ini yang tarwiyah 8.300 orang, lebih sedikit dari tahun lalu yang mencapai 10.000 jamaah," kata Kepala Pusat Informasi dan Humas Kemenag, Zubaidi di Makkah, Rabu (1/10/2014).
Kementerian Agama tidak memfasilitasi jamaah haji yang tarwiyah atau bermalah di Mina sebelum wukuf di Arafah. Karena ada persoalan transportasi yang cukup rumit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tarwiyah ditegaskan Zubaidi tidak diwajibkan. "Dari sisi teknis perjalanannya tidak mudah karena Tarwiyah di Mina dan jaraknya jauh dari Arafah sementara harinya berhimpitan dengan Wukuf," jelasnya.
Jamaah haji yang melaksanakan tarwiyah berangkat ke Mina terlebih dahulu, baru menuju Arafah. Cara ini pernah dilaksanakan Rasulullah SAW pada tanggal 8 dzulhidjah tahun 10 hijriah.
Setelah Nabi berniat berihram untuk haji, beliau bersama-sama para sahabat meninggalkan Makkah menuju Mina dengan mengendarai unta yang bernama Al-Qashwa. Lama perjalanan rombongan Nabi Muhammad satu hari satu malam. Begitu sampai di Mina, Nabi beristirahat. Setelah selesai salat subuh, ketika matahari sudah terbit, Nabi menyuruh para sahabat mendirikan kemah di Namirah, di tempat ini sekarang berdiri Masjid Namirah.
Setelah istirahat di Namirah, Nabi melanjutkan perjalanannya menuju Arafah pada pagi hari ke-9 Zulhijjah. Dalam perjalanannya itu, Nabi singgah di Muzdalifah, disebut dengan Mabit di Muzdalifah sebagaimana dulu orang Quraisy melaksanakannya.
Setelah waktu wukuf masuk, yaitu tergelincirnya matahari tanggal 9 dzulhidjah, Nabi berangkat menuju Wadi Aranah (Bathnul Wadi) di dekat Arafah. Disinilah Nabi menyampaikan Khutbah Wada. Selesai Khutbah Wada, Nabi memerintahkan Bilal melakukan azan, karena waktu Dzuhur telah tiba.
Pada saat inilah Rasulullah melaksanakan salat jamak taqdim. Selesai salat lalu Nabi menaiki unta menuju tempat wukuf di tengah-tengah padang Arafah di kaki bukit Jabal Rahmah. Di sini Rasulullah SAW melaksanakan wukuf, berdia dan berzikir hingga matahari terbenam.
(van/fjp)