Selat Malaka yang terletak antara Semenanjung Malaysia (Thailand, Malaysia, dan Singapura) dan Pulau Sumatera (Indonesia) terbilang rawan perompakan. Untuk mengantisipasi kasusnya, TNI AL menggelar simulasi.
Dalam simulasi di perairan Kepulauan Riau ini, Selasa (30/9/2014), kapal kargo berbendera Jepang MV Shimamaru dirompak oleh komplotan bersenjata api saat berlayar antara Selat Malaka dan Selat Singapura. Kapal yang mengangkut bahan PLTN ini berlayar menuju ke Jepang. Pelaku mengenakan sebo menyandera 18 ABK dan mengganti nama kapal menjadi MV Sichem Aneline.
Mendapat laporan perampokan, Panglima TNI memerintahkan pembentukan Satgas Jala Pari-14. Tiga RKI dikerahkan. Yakni KRI Suttedi Senaputra 378, KRI Barakuda-633, dan KRI Beladau-643. Diterjunkan juga 1 Tim VBSS (Visit Boarding Search and Seizure) Satkopaska Koarmabar sebagai pemukul serta 1 Tim VBSS KRI Beladau-643 sebagai kamuflase.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aksi penyelamatan ABK pun digelar. Terjadi baku tembak antara perompak dan TNI. 2 Perompak tewas.
Usai latihan, Komandan Satgas Jala Pari, Laksamana Pertama TNI Didik Setiyono, mengatakan latihan tersebut merupakan kesiagaan Koarmabar. "Perairan Selat Malaka terbilang rawan perompakan," katanya.
Menurut Didik, operasi berlangsung singkat. Tim menguasai kapal, dan menyelamatkan para sandera. "Butuh waktu dua jam," tutup Didik.
(try/try)