Ketika Pemotor Bandel Pelanggar Garis Stop kena Hardik di Lampu Merah

Ketika Pemotor Bandel Pelanggar Garis Stop kena Hardik di Lampu Merah

- detikNews
Selasa, 30 Sep 2014 10:30 WIB
foto: TMC Polda Metro
Jakarta - Sepertinya sudah menjadi hal yang biasa kalau pemotor selalu melewati garis stop di lampu merah. Tengok saja, setiap garis stop di Jakarta pasti ada saja yang melanggar.

Tapi kali ini, seperti diceritakan pembaca detikcom, James Eko Nugroho, Selasa (30/9/2014) di lampu merah di Jl Pramuka, Jakarta, seorang pemotor kena hardik pengendara lainnya.

"Saya punya pengalaman ketika saya sedang berkendara dari arah Pasar Minggu menuju Pulo Gadung dan saya berhenti di lampu merah Jl Pramuka. Waktu itu hari Sabtu menjelang siang pukul 11.00 WIB, jalanan tidak begitu padat," terang James mengawali ceritanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, saat itu di lampu metah, dia berhenti di belakang marka jalan. James agak bersantai, kemudian menggerakkan badan.

"Biar tidak capek di atas motor. Sebelah kanan kiri saya ada motor, mobil sama truk engkel. Tiba-tiba dari belakang saya di klakson, saya liat ternyata pengemudi motor. Terus saya cuekin saja, toh masih merah, terus klaksonnya semakin menjadi-jadi terus dia teriak-teriak, 'oi maju oi!!'," cerita James.

James cuek saja, dia merasa tak salah. Karena kalau dia maju, dia akan melewati marka jalan. Dan untungnya, pengemudi truk di sebelah dia baik, melihat peristiwa itu, pengemudi truk menghardik pengendara motor bandel yang ingin melanggar garis stop.

"'Bang lu punya mata dipake, lampu masih merah, abang di depan berhenti di belakang marka udah bener, napa ngotot-ngotot klakson, sabar napa bang'," imbuh James menirukan ucapan pengemudi truk.

James melanjutkan, si pemotor kemudian emosi. Dia teriak-teriak kata-kata tak jelas. Padahal pemotor itu membawa seorang anak kecil yang duduk di depan.

"Tapi dia nggak bisa ngomong apa-apa lagi karena memang dia harusnya sabar. Saya dan pengemudi motor di sebelah saya cuma bisa tertawa kecil dan geleng-geleng kepala melihat kejadian tersebut," urai James.

"Lalin di Jakarta emang acak adut, selain itu rasa toleransi antar sesama pengemudi dan pengguna jalan dan pejalan kaki kurang, apalagi kalau ada mobil mau belok, motor motong jalur mobil, terus tabrakan, terus yang disalahin mobil. Saya merasa semua pengemudi harus ada tes sopan santun di jalan. Dan masih banyak hal lain yang bisa di lihat tentang sopan santun berkendara di kota Jakarta ini," tutup James yang asal Jawa Tengah ini.

(ndr/mad)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads