Memulai tertib lalu lintas bisa mulai dari keluarga. Mengapa? Tengok saja, salah satu persoalan pelanggaran lalu lintas, banyaknya anak tak cukup umur yang belum memiliki SIM berkendara.
Tak sedikit para pelajar yang belum memiliki SIM, bebas dan diizinkan orangtua membawa kendaraan. Mungkin tak cuma orangtua, pihak sekolah juga mesti aware. Tertib dan taat aturan mesti diajarkan sejak dini kepada masa depan bangsa, para pelajar.
"Pengalaman di sekitar lingkungan saya, banyak anak sekolah SMA, SMP dan bahkan SD sudah diberikan fasilitas sepeda motor oleh orangtuanya sebagai alat transportasi ke sekolah. Terlihat dari seragam yang dikenakan saat berkendara di jalan saat jam masuk atau pulang sekolah. Tidak jarang mereka berboncengan tiga sampai empat orang yang sangat membahayakan," terang pembaca detikcom, Ferial Ramdhan dalam surat elektroniknya ke redaksi@detik.com, Selasa (30/9/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mungkin bagi orangtua mereka, bisa menghemat waktu daripada harus antar jemput, tapi bagi keselamatan jalan raya jelas itu merupakan tindakan yang sangat membahayakan baik untuk anak tersebut maupun pengendara lain," tambah Feri.
Tak hanya urusan pemotor anak-anak saja. Menurut Feri juga, sejumlah pelanggaran lalu lintas lainnya yang menyebabkan kecelakaan karena tak taat aturan yakni mulai dari menyerobot lampu merah, palang pintu KA, hingga melawan arus. Alangkah bagusnya kalau pengendara benar-benar paham dan mengerti arti taat berlalulintas.
Tak hanya Feri, pembaca lainnya Setyoro juga berbagi perihal taat berlalu lintas. Di kawasan Jl TB Simatupang, Jaksel kerap dia menemukan pengendara yang nakal.
"Saya pejalan kaki sering kali malah harus bersitegang karena pemotor yang naik trotoar dan mengklakson pejalan kaki yang berjalan di depannya. Dan apabila terjadi seperti itu saya malah menghentikan jalan, sekalian saja bersitegang sama tuh pemotor yang gak tahu diri tersebut," jelas Setyoro.
Bagaimana dengan Anda pemotor dan pengendara mobil, sudah tertibkan di jalan?
(ndr/mad)