Sebanyak 13 siswa SMA 70 Jakarta dikeluarkan pihak sekolah karena diduga terlibat dalam aksi bullying. Namun siapa sangka, 13 siswa tersebut rata-rata merupakan siswa berprestasi.
"Salah satunya ketua OSIS. Lalu ada juga yang ketua perwakilan kelas. Artinya, secara leadership, mereka terpilih dari ratusan teman-temannya," kata Ketua KPAI Asrorun Niam Saleh di kantor KPAI, Jl Teuku Umar, Jakarta Pusat, Senin (29/9/2014).
Berdasarkan pengakuan pihak sekolah kepada KPAI, tak semua dari mereka juga terlibat dalam kasus bully yang terjadi di GBK tersebut. Bahkan menurut Komite SMA 70, 13 siswa tersebut mendapat ancaman dari pihak sekolah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebab menurutnya, 13 siswa kelas XII SMA 70 tersebut, dianggap sebagai tokoh untuk siswa angkatan mereka. Sehingga 13 anak ini dianggap bertanggung jawab atas insiden bullying tersebut.
"13 Anak ini enggak bisa menjelaskan siapa saja pelakunya. Jadilah mereka yang kena," ujarnya.
Budaya bullying dan kekerasan di SMA 70 memang telah dikenal sejak dulu. Wali murid dan para siswa juga mengakui hal ini. Bahkan ada anggapan bahwa korban yang melaporkan aksi bullying tersebut adalah siswa yang cengeng.
"Kata anak saya, dia (korban) cengeng. Saya aja sering dipukul senior dulu, tapi biasa aja, enggak lapor," kata orang tua salah satu siswa kelas XII, Masdul Hak menirukan ucapan anaknya.
Kini 13 siswa tersebut telah mendapat sekolah baru atas bantuan dari pihak SMA 70, Disdik DKI Jakarta dan komite sekolah. Mereka melanjutkan pendidikan di berbagai sekolah yang berbeda.
"Mereka sudah sekolah, cuma bagaimana kelanjutan dia di sekolah tersebut. Mereka harus menerima konsekuensi sebagai pelaku bullying," ujarnya.
(kff/rmd)