Demokrat: Masyarakat Salahkan SBY Soal UU Pilkada, Ini Tidak Fair

Demokrat: Masyarakat Salahkan SBY Soal UU Pilkada, Ini Tidak Fair

- detikNews
Senin, 29 Sep 2014 14:38 WIB
Jakarta -

Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi bulan-bulanan di sosial media setelah disahkannya UU Pilkada oleh DPR. Sebabnya, manuver Fraksi Partai Demokrat yang walk out sehingga dukungan Pilkada langsung menjadi berkurang saat paripurna.

"Masyarakat menyalahkan SBY, kami juga melihat ini tidak fair karena sebenarnya Pak SBY sudah instrusikan kepada anggota fraksi untuk berjuang, jangan menyerah dalam memperjuangkan pilkada langsung dengan 10 perbaikan," ujar Ketua Harian Partai Demokrat dalam jumpa pers di Kantor DPP Demokrat, Jl Kramat Raya, Jakpus, Senin (29/9/2014).

Menurut Syarief, F-PD telah berjuang dengan sekuat tenaga dalam UU Pilkada tersebut namun syaratnya tak diakomodir dalam sidang paripurna. Dukungan dari fraksi lain terhadap F-PD juga dinilai Syarief bukanlah dukungan resmi yang juga tidak diakomodir sehingga atas inisiatif Ketua F-PD Nurhayati Ali Assegaf, F-PD memutuskan untuk walk out.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Proses yang terjadi di DPR di luar sepengatahuan Pak SBY, yang tahu kami yang ada di DPR. Anggota fraksi, saya, Sekjen, Waketum. Kami yang mengikuti. Pak SBY tidak mengetahui, setelah walk out baru kami memberi tahu," tambah Syarief.

Menurutnya, sangat keliru jika masyarakat menyalahkan SBY atas berlakunya UU Pilkada atau aksi walk out F-PD. Syarief membantah ada instruksi dari SBY yang pada saat itu sedang berada di luar negeri kepada anggota fraksi untuk melakukan aksi walk out.

"Kami sudah berjuang di lobi fraksi sampai memakan waktu 4 jam dan ini melelahkan. Dan pimpinan sidang hanya mengetok 2 opsi sehingga ketua fraksi mengambil inisiatif (walk out). Jadi sangat keliru kalau masyarakat menyalahkan Pak SBY seakan-akan menginstrusikan untuk walk out," tutup Menteri Koperasi dan UKM ini.

(ear/rmd)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads