Buaya dan ogoh-ogoh itu adalah bagian dari Karnaval Nusantara yang digelar Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta. Acara tersebut bertajuk Gebyar Budaya Hari Pariwisata Dunia.
Berbagai kreasi seni budaya tradisional nusantara dari Sabang sampai Merauke maupun kreasi budaya modern ditampilkan. Pantauan detikcom di lokasi, Sabtu (27/9/2014), mulai pukul 17.00 WIB ada sekitar 20 atraksi yang ditampilkan oleh ratusan penari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian di belakangnya tampil ogoh-ogoh berbentuk ondel-ondel raksasa warna merah dan kuning. Ondel-ondel tersebut menari diiringi irama rancak alat musik Betawi.
Setelah ondel-ondel giliran buaya raksasa yang keluar dari "sarangnya". Dibawa puluhan orang, buaya tersebut seakan merayap mengelilingi Monas. Di atasnya ada kursi pelaminan yang diduduki sepasang penganten.
Tarian itu adalah simbolisasi roti buaya yang selalu ada dalam tradisi pernikahan Betawi. Buaya dianggap memiliki sifat yang setia pada pasangannya.
Setelah penari-penari itu beratraksi di depan panggung VIP mereka berkeliling Monas dan menari di hadapan ribuan penonton. Beberapa pengunjung remaja juga sempat berfoto dengan berlatar atraksi budaya. Sementara yang anak-anak terdengar menangis karena melihat gigi buaya raksasa yang memang dibuat sangat mirip aslinya itu.
"Saya senang dan bangga sekali tadi melihat atraksinya. Bagus sekali. Maunya ada acara yang beginu juga di daerah saya. Pasti orang sana senang sekali," kata Dian, 22 tahun, seorang pengunjung Monas asal Blora yang datang bersama anak dan ibunya. Dian mengaku baru sepekan di Ibukota. Dia menyempatkan waktu ke Monas namun awalnya tak tahu akan ada atraki budaya tersebut.
(ros/jor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini