Jamaah haji tersebut beranam Cadak Daeng Nompo (66 tahun) yang berasal dari Malino, Sulawesi Selatan. Dia ditemukan tersesat di Masjidil Haram oleh petugas Daker Makkah. Saat ditemukan pukul 23.00 waktu arab saudi, Selasa (23/9/2014) malam, jamaah tersebut masih mengenakan kain ihrom.
Jamaah haji ini mengenakan gelang identitas yang serupa dengan identitas jamaah haji reguler yang dikelola kemenag, tapi data-datanya tak lengkap. Gelang yang digunakan lebih mirip gelang tiruan. Di gelang tersebut tertulis JKS dan nama "Musarif Ahmad" yang jelas bukan nama sang jamaah. Tak ada nomor paspor di gelang tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepada petugas haji sang jamaah mengaku terpisah dari rombongan yang berjumlah 10 orang di tengah thawaf putaran kelima. Karena Cadak belum selesai sa'i dan tahalul, Konsultan Bimbingan Ibadah Haji Prof Salman Maggalatung yang kebetulan orang Makassar mengantar Cadak menyelesaikan umrohnya pada Rabu (24/9/2014) sekitar pukul 06.00.
"Tadi dia saya ajak untuk memutar Masjidil Haram, ternyata tidak ingat juga di mana tempat tinggalnya karena dia baru sampai Makkah Senin malam (22/9) lalu ke penginapan sebentar menaruh tas dan ganti pakaian ihram. Setelah itu Daeng bersama rombongannya pergi ke Masjid Aisyah (red. Tan'im) untuk miqat, baru ke Masjidil haram," papar Salman.
Waktu membayar Rp 80 juta, Cadak dijanjikan bakal berangkat haji plus. Dia tak tahu kalau ternyata diberangkatkan sebagai haji tidak resmi. "Waktu membayar saya dijanjikan haji plus. Kalau tahu ini tidak resmi, disuruh membayar murah pun saya tidak mau," sesal Cadak,
"Saya ini dalam kesasaran. Tetapi saya tidak menyesal mengeluarkan uang banyak untuk berhaji. Ini merupakan ujian bagi saya. Insya Allah nanti bisa bertemu dengan rombongan saya," kata ayah dari empat anak ini sembari menitikkan air mata.
(van/vid)