Para petani tersebut berasal dari Desa Ujungnegoro, Ponowareng, Wonokerso, Karanggeneng, dan Roban (Kecamatan Tulis). Mereka memenuhi areal persawahan, membentangkan spanduk sepanjang 350 meter bertuliskan 'Food Not Coal', dan bendera kuning sebagai simbol penolakan.
"Selain menolak PLTU, ini sekaligus menyambut Hari Tani besok," kata koordinator aksi, Roidi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aksi juga diikuti sejumlah aktivis LSM, termasuk Greenpeace. Greenpeace menyebut warga memilih pangan daripada pembangunan PLTU. Dalam setahun, warga bisa panen tiga kali. Jika lahan dijadikan PLTU, maka warga akan kehilangan mata pencaharian.
"Kami berharap Presiden Terpilih mendengar aspirasi petani demi ketahanan pangan," kata aktivis Greenpeace, Arifianto.
(try/try)