Jero Wacik dan Pertaruhan Nama Baik Status Mahasiswa Teladan ITB

Kasus Pemerasan

Jero Wacik dan Pertaruhan Nama Baik Status Mahasiswa Teladan ITB

- detikNews
Senin, 22 Sep 2014 13:40 WIB
Jakarta -

Dalam beberapa catatan biografinya, mantan Menteri ESDM Jero Wacik selalu memajang status Mahasiswa Teladan Institut Teknologi Bandung (ITB) sebagai bagian prestasi akademik dalam hidupnya. Namun setelah jadi tersangka pemerasan oleh KPK, 'gelar' itu menjadi sorotan. Masihkah Jero layak dijadikan teladan?

Saat kuliah, Jero memang menjadi mahasiswa teladan. Dia mendapat predikat terhormat itu saat lulus pada tahun 1973 dari jurusan teknik mesin ITB. Dalam catatan biografinya, Jero aktif di berbagai organisasi saat masih kuliah. Dia juga sambil bekerja di beberapa perusahaan tekstil di Bandung sebagai tim peneliti, sekaligus sebagai asisten jurusan Fluid Mechanics and Thermodynamics Mechanical Engineering di ITB.

Selama kuliah, ayah dari tiga putri dan satu putra ini juga menulis buku antara lain, "Cara Mudah Menjadi Wirausaha" yang diterbitkan Lembaga Penerbit UI (LP UI) pada 1998, "Fisika untuk SMA" diterbitkan Ganesha Exact Bandung (1979), dan "Matematika untuk SMA" Ganesha Exact Bandung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nah, prestasi Jero saat kuliah kini mulai dibandingkan dengan statusnya sebagai tersangka pemerasan. Penerima gelar mahasiswa teladan ITB lainnya, merasa terganggu bila gelar itu terus dibicarakan, padahal sang pemilik berurusan dengan korupsi.

"Maksud saya ini adalah sangat mengganggu, sebelumnya ada Rudi Rubiandini (kasus suap SKK Migas). Status mahasiswa teladan seharusnya dipertahankan sampai kapan pun, kasihan institusinya (ITB)," kata Pandji R Hadinoto, salah seorang penerima gelar mahasiswa teladan ITB lainnya di tahun 1973, kepada detikcom, Senin (22/9/2014). Pandji kala itu duduk di jurusan Teknik Sipil.

Pandji dan Jero saling mengenal saat mahasiswa. Mereka sama-sama di organisasi kemahasiswaan. Pandji mellihat Jero sebagai sosok yang aktif ketika kuliah. Bahkan saat pria asal Bali itu jadi tersangka, Pandji sangat kaget.

Namun, di balik itu semua, dukungan Pandji tetap pada KPK agar mengusut tuntas kasus ini. Proses hukum harus dilaksanakan sebaik-baiknya, apa pun prestasi Jero di masa muda.

"Bisa jadi itu tidak terlepas dari perjalanan waktu dan lingkungan. Waktu itu memang teladan, tapi karena situasi dan kondisi, jadi seperti itu," tambahnya.

Demi mendukung KPK, Pandji mengajak rekan-rekannya yang menjadi mahasiswa teladan di ITB untuk berkumpul. Dia ingin membuat sebuah diskusi untuk membahas persoalan ini. Surat elektronik yang berisi undangan pada mereka pun sudah disampaikan.

"Karena ini masalah keteladanan seorang negarawan. Itu yang panting," tegasnya.

Cuplikan surat undangan itu adalah, "Semoga dengan berkumpul kembalinya para putra-putri terbaik ITB 1973 itu, dapat jadi upaya perbaikan citra karakter alumni ITB ke publik berkerangka Poros Karakter Pancasila Indonesia."



(mad/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads