"Mbak, sudah pernah cubit atau pegang sapi belom? coba deh!" kata salah satu gadis itu sambil tertawa.
Mereka adalah para staf H. Doni yang ditugaskan untuk menjadi SPG agar mal hewan qurbannya banyak didatangi para pembeli. Mereka berempat mengenakan pakaian ala Arabian dengan atasan merah dan celana-rok warna hitam. Bersepatu boot dan berkalung warna hitam mereka terlihat semakin cantik dan modis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Awalnya pasti nggak enak (bau), tapi lama-lama terbiasa," ucap Desnia Yoshie di tengah sapi-sapi yang melenguh kencang.
Yoshie yang biasa dipanggil Oshi itu baru tahun ini menjadi SPG sapi, dia sehari-harinya menjadi staf di showroom mobil H. Doni di Taman Mini, Jakarta Timur. Menurutnya pekerjaan menjadi SPG sapi cukup menyenangkan, dia yang memang pecinta hewan tak terlalu sulit beradaptasi dengan pekerjaan sementaranya itu.
"Ingin suasana yang baru saja. Aku juga suka sama binatang, ikut komunitas reptil juga," ungkap Oshi.
Lain dengan Oshi, SPG cantik Yunita mengaku agak kesulitan menyesuaikan diri. Namun lama-lama dia juga sudah terbiasa. "Bedanya baunya saja, awalnya nggak nyaman. Tapi sekarang udah biasa," kata Yunita yang sudah 6 hari bertugas itu.
Keempat SPG itu mulai ditugaskan 15 September lalu dan selesai 4 Oktober mendatang, sehari sebelum Idul Adha. Saat disinggung berapa pendapatan yang mereka terima, mereka hanya tersenyum simpul dan tak mau membocorkan. pastinya mereka akan mendapatkan uang harian dan setiap sapi yang berhasil dijual akan mendapatkan insentif.
"Seharinya enggak bisa dikasih tahu dapat berapa, tapi lumayan," ucap SPG lain, Nania.
Sapi yang dijual harganya bervariasi, mulai dari belasan juta sampai di atas Rp 150 juta. Mereka senang bisa menjadi SPG sapi meskipun harus bekerja 12 jam dari pukul 09.00 WIB sampai 21.00 WIB.
(slm/gah)