"Penginapannya lebih bagus daripada rumah saya dan seperti rumah penampungan,''ungkap jamaah haji yang enggan disebutkan namanya itu, kepada Media Center Haji, Jumat (19/9) malam.
Tak ada gelang identitas seperti jamaah haji Indonesia pada umumnya. Memang jamaah haji non kuota tidak diberangkatkan oleh Kemenag. Mereka bahkan tidak tahu namanya tidak tercatat di daftar haji resmi Kemenag.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat mau masuk ke dalam penginapan tampak dari luar hanya sebuah pintu besi. Harus melewati lorong kecil bertangga dan bau kotoran sebelum tiba di kamar kecil mereka. Pintu kamar mereka hanya ditutup kain ihrom putih dan handuk hitam.
Di dalam ada 8 ranjang sederhana berhadap-hadapan seperti di barak TKW. Kondisinya jauh sekali dibandingkan pemondokan jamaah haji yang paling minim sekalipun.
Tak ada penyejuk udara di kamar mereka. Sebagai pengganti AC, hanya kipas angin menderu menghembuskan udara panas Makkah. Fasilitas kamar mandi juga seadanya, hanya ada satu kamar mandi di luar kamar.
Karena minimnya fasilitas, kadang-kadang jamaah haji non kuota ini memanfaatkan fasilitas yang diberikan kepada jamaah haji resmi yang berangkat lewat Kemenag. Lalu bagaimana jamaah haji non kuota bisa berangkat ke tanah suci tanpa mengantre, hal ini selalu jadi persoalan yang dihadapi Kemenag setiap tahunnya.
(van/gah)