Menjelang pelantikan Presiden dan wakil presiden terpilih, Joko Widodo dan Jusuf Kalla situasi keamanan di Indonesia tetap aman dan terkendali. Tidak akan ancaman serius yang akan mengganggu saat pelantikan presiden dan wakil presiden 20 Oktober 2014 mendatang.
Hal itu diungkapkan KSAD, Jenderal Gatot Nurmantyo usai mengisi kuliah umum di gedung Grha Sabha Pramana (GSP) Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM), Kamis (18/9/2014)
Meski demikian TNI akan tetap selalu waspada dengan menempatkan pasukan di titik-titik rawan tertentu. Namun Gatot tidak menyebutkan daerah-daerah mana saja yang rawan yang dimaksud.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut dia sudah menjadi tugas TNI untuk mengamankan kondisi dan situasi agar tetap selalu aman dan terkendali sehingga pergantian kepemimpinan nasional bisa berjalan dengan lancar. Presiden dan Wakil Presiden terpilih merupakan hasil pilihan rakyat yang sudah mengikuti proses demokrasi dengan baik.
"Saya kira saat pemilu saja bisa berjalan aman dan damai, apalagi saat pelantikan, masyarakat kita sudah berbudaya tinggi dan cerdas," katanya
Sementara itu dalam kuliah umum dihadapan ribuan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di DIY, Gatot menyatakan konflik yang terjadi di berbagai negara seperti Libya, Mesir, Suriah, Sudan, Kongo, Nigeria dan Ukraina, lebih disebabkan karena persoalan perebutan sumber energi.
"Sekitar 70 persen konflik berlatar belakang energi," katanya.
Gatot mengatakan pada tahun 2043 energi fosil di dunia akan habis sehingga dipastikan dunia akan mengalami krisis energi. Tidak hanya di bidang energi, negara-negara yang berada di luar garis khatulistiwa juga menghadapi ancaman serius di bidang pangan dan air.
Sementara itu ketiga sumber cadangan baik energi, pangan dan air tersebut berada di negara-negara tropis. Pada tahun itu jumlah penduduk dunia diprediksi ada 11,6 miliar. Sebanyak 9,4 miliar penduduk berada di negara-negara non ekuator. Sisanya sekitar 2,2 miliar berada di negara-negara yang terletak di garis ekuator.
"Saya yakin Indonesia, bersama Brazil, Kongo, dan Uganda akan dilirik oleh negara-negara non ekuator. 25 tahun mendatang, RI akan dilirik oleh banyak negara," pungkas dia.
(bgs/ndr)