5 Hukuman Ridwan Kamil terhadap Pelanggar: dari Push Up Hingga Geber Motor

5 Hukuman Ridwan Kamil terhadap Pelanggar: dari Push Up Hingga Geber Motor

- detikNews
Rabu, 17 Sep 2014 13:23 WIB
5 Hukuman Ridwan Kamil terhadap Pelanggar: dari Push Up Hingga Geber Motor
Jakarta - Ada banyak cara menumpahkan rasa amarah. Perasaan emosi juga dialami Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, ketika memergoki warganya yang tidak tertib. Tidak perlu marah panjang lebar, pria yang akrab disapa Emil ini punya cara tersendiri menghukum para pelanggar agar jera, mulai dari teguran hingga hukuman fisik.

Pelanggaran demi pelanggaran yang dilakukan warganya ditemukan Ridwan Kamil saat blusukan dengan sepedanya di Kota Kembang itu.

Wali Kota yang diusung Partai Gerindra dan PKS ini tidak segan-segan menegur warganya. Pria berkacamata ini bahkan tegas memberikan hukuman dengan memberi contoh, termasuk hukuman fisik seperti push up.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut 5 hukuman Ridwan Kamil terhadap pelanggar:

1. Geber Knalpot Bising ke Pemilik Motor

Wali Kota Bandung Ridwan Kamil atau yang biasa disapa Emil, mengapresiasi razia knalpot bising yang digelar Polrestabes Bandung. Ia mengaku banyak menerima keluhan soal knalpot bising. Mulai dari membuat bayi stres hingga orang jantungan bahkan sampai meninggal. Waduh!

Hal itu disampaikan Emil saat menghadiri ekspos Knalpot Bising di Mapolrestabes Bandung, Jalan Jawa, Senin (15/9/2014).

"Knalpot bising ini membuat warga tidak nyaman. Ada yang sampai pingsan, bayi jadi stres, malah saya dengar laporan di Ujung Berung ada yang meninggal karena jantungan. Malam hari pas mau tidur, motor bising lewat. Meskipun informasi itu juga harus diverifikasi kebenarannya," ujar Emil.

Ia mengimbau anak-anak muda di Bandung untuk menggunakan knalpot yang standar dan tidak mengganggu kenyamanan orang lain. Lebih lanjut Emil menyatakan akan mengirimi surat kepada bengkel-bengkel di Bandung untuk tidak menerima penggantian knalpot.

Terbaru, Emil pernah memberi "pelajaran" pada pemilik motor berknalpot bising. Mereka disuruh mendengarkan suara knalpot bising dengan jarak kurang dari setengah meter.

Hal itu dilakukan Emil, begitu Ridwan Kamil akrab disapa di Mapolrestabes Bandung, Jalan Jawa, Senin (15/9/2014).

Emil meminta pemilik motor menyalakan motornya lalu digerung-gerungkan hingga mengeluarkan suara yang berisik dan tidak nyaman.

Kemudian Emil meminta si pemuda itu berjongkok di samping motor dengan telinga sejajar knalpot. Sementara Emil menggerungkan gas.

"Gimana, berisik ga? Nyaman ga?" tanya Emil pada pemuda yang diketahui bernama Saeful (21) itu.

Namun Saeful nampaknya tak terlalu mendengar pertanyaan Emil karena masih terdistorsi suara knalpotnya sendiri yang baru saja didengarkan. Sehingga ia pun bertanya 'Apa pak?' tanyanya pada Emil.

"Tuh kan, kamu sampe budeg begitu dengar knalpot sendiri," cetus Emil.

Saeful mengaku sebagai orang Garut yang mengontrak di Bandung. Emil pun memperingatkan supaya ikuti tata tertib yang berlaku.

"Jangan macem-macem di lembur batur (daerah orang lain). Kalau macem-macem nanti bisa diusir ke Garut lagi loh. Kalau di Bandung enggak boleh pakai knalpot berisik," katanya.

Sementara para pemilik motor lainnya yang kena razia, terlihat enggan kena hukuman yang sama, sehingga saat ditanya siapa yang memiliki motor yang dirazia, mereka tak mengaku.

Seperti diberitakan sebelumnya, Polrestabes Bandung berhasil mengamankan 724 knalpot bising selama sepekan terakhir. Razia tersebut digelar untuk menindaklanjuti laporan warga.

2. Pemotor ABG Kena Push Up

Saat menjalankan kegiatan sebagai Wali Kota, Ridwan Kamil lebih sering memakai sepeda. Dengan bersepeda dia bisa mudah menegur warga Bandung yang melanggar aturan.

Seperti hari ini, Minggu (14/9/2014), saat melintas di kawasan Jalan Banda, pria yang akrab disapa Emil tersebut menegur anak baru gede (ABG) yang berboncengan memakai roda dua.

Kedua anak tersebut berkendara motor ke jalan raya dengan tidak menggunakan helm. Ia meminta keduanya berhenti namun tak digubris. Namun setelah diteriaki dan dikejar Patwal akhirnya keduanya berhenti.

"Jadi mereka itu anak SMP. Sudah badannya masih kecil, enggak pakai helm. Waktu diminta berhenti malah kabur," terang Emil.

Emil lalu mengajak bicara kedua ABG tersebut. Salah satunya menanyakan apa kepanjangan dari SIM.

"Saya tanya kepanjangan SIM mereka enggak tahu. Saya tanya kenapa enggak pakai helm, jawabannya disuruh mama ke warung. Enggak nyambung, seolah-olah kalau dekat boleh enggak pakai helm," tandasnya.

Emil pun menghukum keduanya dengan menyuruh push up di pinggir jalan. "Saya hukum push up sebanyak 35 kali," tegasnya.


3. Manusia Silver Capek Push Up

Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menghukum manusia silver yang kerap berulah di jalanan. Sebanyak 3 orang manusia silver yang mangkal di Cihampelas Bandung dihukum push up 50 kali oleh pria yang akrab disapa Emil itu.

Video manusia silver push up tersebut diunggah oleh Emil dalam akun instagramnya, Minggu (17/8/2014) malam. Dalam video tersebut tampak 3 orang remaja yang tubuhnya dibalur cat silver tampak kelelahan karena push up.

"Terus," kata Emil dalam videonya.

"Teu kuat pak (enggak kuat pak)," ujar salah satu manusia silver sambil memegang tangannya.

Saat dikonfirmasi Senin, (18/8/2014) di Balai Kota Bandung, Emil menemukan ketiga pemuda tersebut di kawasan Cihampelas dan Pasteur Minggu sore. Menurutnya, para manusia silver itu kerap meminta-minta dengan cara memaksa.

"Mereka itu suka memaksa, kalau enggak dikasih suka ngegeret mobil," ujar Emil.

Agar mereka tidak kembali berulah di jalanan, oleh Emil, mereka akan dijadikan petugas pembersih jalan. Mereka akan bekerja satu hari selama 4 jam.

"Hari ini lagi diurusin (teknisnya). Haro ini lagi diurusin mau kerja, 3 berapa kali 50 aja. Kemarin baru ada 3 orang, tapi mereka bisa mengajak yang suka nongkrong di situ juga. Gajinya 1 juta per bulan," jelasnya.

4. Sindiran untuk Sampah di Jalanan

Matahari pagi mengiringi langkah Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menuju agenda pertamanya pagi ini, Kamis (30/1/2014). Dengan menggunakan sepeda biru kesayangannya, sekitar pukul 08.30 WIB ia menuju kawasan Cicadas.

Ia datang dari arah Pasar Cikutra, lalu memarkirkan sepedanya tak jauh dari lokasi. Dengan memakai kemeja kotak-kotak, dibalut blazer biru dan celana jeans biru, ia berjalan memantau kondisi sekitar. Langkah kakinya pun terhenti saat melihat tumpukan sampah pertama di dekat Pos Polisi Cicadas.

Tumpukan sampah tersebut lebarnya hampir memakan setengah badan jalan, dengan panjang sekitar tiga meter. Melihat kondisi tersebut, alisnya berkerut. Didampingi Camat Cibeunying Kidul Deny Sani, ia meneruskan langkahnya ke seberang jalan yang menuju ke arah Pasar Cicadas. Di sana ia menemukan lagi tumpukan sampah. Tak hanya sampah rumah tangga saja, kasur bekas hingga kursi rusak pun

"Nyewa orang sok berapa, saya carikan uangnya, jangan menunggu PD Kebersihan," kata Emil kepada camat dan lurah setempat.

Ia lalu melihat petugas kebersihan yang sedang ada di lokasi. Kemudian ia meminta stafnya untuk memanggil petugas sampah tersebut.

"Coba panggil itu petugas sampah," ujar Emil.

Seorang petugas sampah bernama Risman menghampiri Emil, ia kemudian mengatakan bahwa ia sudah memberi tahu petugas sampah kewilayahan agar tidak membuang sampah ke pinggir jalan, tapi tetap membandel.

"Ini bukan hanya warga saja pak, tapi petugasnya juga yang suka buang sampah ke sini, bukan ke TPS. Petugasnya bandel," ujar Risman.

Emil kemudian meminta pihak Kecamatan Cibeunying Kidul, Cibeunying Kaler dan Kiaracondong untuk merapatkan masalah sampah tersebut.

"Besok pagi ya, kita rapat. Saya ingin masalah ini cepat selesai," ujar Emil.

Raut wajah Emil terlihat kesal karena melihat beberapa titik tumpukan sampah, ia pun kemudian menelepon Camat Kiaracondong terkait tumpukan sampah di wilayahnya.

"Pak Camat ini gimana ada tumpukan sampah di depan eks Matahari. Besok menghadap saya ya," tegas Emil.

Sambil berlalu, Emil berseloroh. "Ini sekalian saja saja sampai ke tengah jalan," ujar Emil kesal.

5. Teguran Keras Parkir Liar

Pada saat razia parkir liar yang dipimpin oleh Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, salah satu lokasi yang menjadi tempat razia adalah Jalan Ibu Inggit Ganarsih (Ciateul). Di kawasan itu, pria yang akrab disapa Emil tersebut menegur penjual motor bekas di trotoar.

"Ini jangan di sini atuh. Kan trotoar, sok pindahin dulu," ujar Emil disela razia, Jumat (22/8/2014).

Kawasaan Ciateul memang dikenal sebagai pusat penjualan motor bekas. Di kawasan tersebut memang banyak yang memajang motor-motor bekasnya di trotoar.

Emil pun kembali menegur penjual motor bekas yang memajang motornya di trotoar. Ia memberi waktu kepada penjual untuk membereskan motor-motornya.

"Icalan teh tong di trotoar atuh (jualan itu jangan di rotoar). Abdi mapahna di mana (nanti saya jalan kaki di mana)?" ujar Emil kepada penjual disela razia.

Emil kemudian memberi arahan kepada Kepala Dinas Perhubungan Ricky M Gustiadi untuk mengumpulkan para penjual motor tersebut.

"Coba mereka ini kumpulkaan untuk silaturahmi. Beri arahan kalau enggak boleh jualan di trotoar," kata Emil kepada Ricky.

Jika sudah diberi arahan namun mereka tetap membandel, menurut Emil pihaknya akan lebih tegas menertibkan mereka.

"Kalau tetap membandel, angkut saja!" tegas Emil.
Halaman 2 dari 6
(aan/mad)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads