"Pada saat kejadian itu anak saya tidak keluar rumah dan sakit. Kemarin saya sampaikan ke sekolah bahwa anak saya saat itu nggak sekolah dan nggak ada di tempat kejadian," kata Lenny yang anaknya dikeluarkan dari sekolah itu usai bertemu dengan Dinas Pendidikan DKI di Jl Gatot Subroto, Jakarta, Selasa (16/9/2014).
Lenny mengatakan, saat itu anaknya masih dalam masa skorsing karena kasus miras. "Saat itu anak saya juga dalam masa skorsing untuk kasus miras yang tidak ada buktinya sama sekali, tapi saya menerima skorsingnya," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Biasanya buku-buku pelajarannya saya rapikan, tapi akhir-akhir ini anak saya tak mau dirapikan buku-bukunya, dia bilang 'biarin Ma seperti itu, biar saya masih merasa sekolah di 70'," kata Lenny sambil meneteskan air mata.
Lenny mengatakan tak jelas siapa korban bullying ini. Selain itu juga tak ada laporan polisi atau hasil visum. "Waktu kelas satu, anak saya juga jadi korban (bullying,red) dan saya ada laporan polisi, visum dan akhirnya saya mencabut laporan karena mereka meminta maaf," katanya.
Lenny mengatakan dirinya menerima surat dari sekolah pada Sabtu (13/9) lalu. Kemudian pada Senin (15/9) kemarin dia datang ke sekolah dan anaknya dikeluarkan. "Kami akan membawa ke ranah hukum, semoga 13 anak ini mendapatkan keadilan," katanya.
(nal/nwk)