Ghost Photography Community (GPC) Depok aktif mendatangi tempat angker untuk bisa mengabadikan penampakan hantu. Sebelum hunting foto hantu, mereka punya 'ritual' yang rutin dilakukan.
Namun jangan berpikir ritual ini ada hubungannya dengan klenik. Komunitas ini bahkan tidak pernah mengajak paranormal ikut dalam sesi foto.
"Kami haram lakukan ritual seperti bakar sesajen dan kemenyan sebelum hunting," ujar Ketua GPC Mickey Oxcygentri saat berbincang di sekretariat GPC yang baru di Depok Timur, Jawa Barat, Selasa (16/9/2014).
"Biar nggak sia-sia. Soalnya kami pernah datang ke lokasi yang terkenal angker, tapi pas didatangi, malah nggak dapat," lanjut Mickey.
Selain itu, survei juga penting untuk mengetahui karakteristik lokasi. Pasalnya kegiatan berburu ini dimulai tepat tengah malam hingga menjelang matahari terbit. Dan biasanya tempat yang didatangi adalah bangunan tua yang sudah lama tak terpakai.
Kondisi lokasi yang sangat minim penerangan itu, dikhawatirkan justru bisa membahayakan anggota. Tim survei akan memetakan sekiranya ada lobang atau atap bangunan yang rapuh.
"Kami utamakan safety tim," lanjut dosen D3 Fisipol UI ini.
Saat hunting, 10 anggota komunitas akan dipecah beberapa kelompok. Masing-masing tim bakal dibekali HT. Dua orang perempuan, yang tidak ikut hunting, biasanya bertugas monitor aktivitas.
Untuk ke lokasi, komunitas yang sebagian besar berstatus mahasiswa ini biasanya menyewa angkot. Mereka melarang keras datang ke lokasi secara sendiri-sendiri.
Mereka tak menampik, kegiatan ini membutuhkan mental yang kuat. Itulah sebabnya, usai memburu foto hantu, mereka harus pulang bersama-sama supaya punya waktu rileks bersenda gurau guna menghilangkan ketegangan.
"Meski kami suka bercanda, tapi pas di lokasi, ada perasaan serius dan tegang. Nah supaya nggak kebawa suasana sampai ke rumah, kami bakalan bercanda saat pulang, supaya jadi normal lagi," tandasnya.
(mok/ndr)