Pro kontra pilkada langsung dan tak langsung masih bergulir hingga paripurna DPR mendatang. Muncul tanggapan bahwa para kadar partai di daerah mendukung pilkada tak langsung karena khawatir tak terpilih dalam pilkada.
Hal tersebut disampaikan Dosen Universitas Lampung (Unila) Cahyono Edie dalam diskusi Pilkada Langsung dan Tak Langsung, di Gedung Ganesha, Jl Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa (16/9/2014). Diskusi diadakan oleh para aktivis yang tergabung dalam organisasi Petisi 50.
"Pilkada tak langsung itu mencegah munculnya Jokowi effect dalam pilkada 2015. Di mana jika itu terjadi kader-kader politik akan merasa kalah saing, dari relawan, dari tokoh masyarakat, wartawan, dan orang populer lain," tutur Edie.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketua Majelis Nasional Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) Standarkia Latief menambahkan, pilkada langsung sudah benar. Hanya perlu ada sedikit perbaikan.
"Perbaikan soal perilaku penyelenggara pemilunya dan mekaniseme kontrol itu harus tegas. Soal biaya pemilu yang mahal, Indonesia ini kaya, masa cuma buat begini saja tidak ada," jelasnya.
(rna/ndr)