Apa Motif 4 WNA yang Ditangkap Densus 88 Bertemu Teroris Santoso?

Apa Motif 4 WNA yang Ditangkap Densus 88 Bertemu Teroris Santoso?

- detikNews
Senin, 15 Sep 2014 18:53 WIB
Jakarta - Kepolisian masih melakukan penyelidikan terkait motif empat warga negara Turkestan yang ditangkap Densus 88 di Parigi Moutong, Sulteng, bertemu dengan teroris Santoso.

"Dia masuk ke Indonesia, dia akan bergabung dengan Santoso intinya. Apa motif dia bergabung dengan Santoso, apa untuk latihan, teror, dan sebagainya tentu sedang dilakukan pemeriksaan," kata Kapolri Jenderal Sutarman di Gedung DPR, Jakarta, Senin (14/9/2014).

Santoso adalah buron teroris yang dinilai licin. Versi kepolisian, Santoso memiliki catatan teror panjang. Sederet aksi teror mulai dari perampokan sampai dengan aksi bom disinyalir digerakan oleh Santoso.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

4 WN Turkestan tersebut ditangkap Densus 88 saat bersama tiga orang warga negara Indonesia yang diduga kaki tangan Santoso. Mereka menggunakan paspor palsu dengan kewarganegaraan Turki. Penyelidikan sementara didapati paspor tersebut palsu dan dibuat di Thailand.

Seperti diketahui, Turkestan atau Xinjiang versi pemerintahan China, dihuni oleh bangsa Uighur yang tak lain keturunan klan Turki. Di wilayah ini juga kerap terjadi aksi teror dan penyerangan antar kelompok. Terakhir, imam masjid Id Kah di Kashgar, Xinjiang. Lalu ada serangan senjata tajam di stasiun yang menewaskan 29 orang,

Belum diketahui apakah ada beberapa kelompok lainnya yang turut bersama empat WN Turkestan ini. "Mudah-mudahan hanya empat ini," harap Sutarman.

Meski demikian, Sutarman berharap pengawasan terhadap keberadaan warga negara asing dilakukan melekat oleh instansi terkait.

"Pengawasan orang asing ini kan sebenarnya imigrasi, ada Undang-undang Imigrasi," ujarnya.

Terkait menangkal pengaruh ISIS, Polri mewaspadai masuknya paham tersebut dengan memperketat orang yang akan ke Irak dan Suriah, serta warga negara asing yang masuk. "Khususnya dari Timur Tengah. Tapi itu tugas Imigrasi," kata Sutarman.

(ahy/mpr)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads