"Jadi ceritanya begini, waktu itu hari Selasa (9/9) sekitar jam 15.00 WIB saya baca di berita online kalau Ahok mau mundur karena Gerindra menolak Pilkada langsung. Waktu itu saya lagi sakit panas, jadi saya istirahat saja," kata Hashim di Hotel Intercontinental, Jl Sudirman, Jakarta Pusat, Selasa (10/9/2014).
Malam harinya dia menerima SMS dari Ahok soal rencana pengunduran diri. Hashim pun mengaku menahan Ahok agar mengadakan pertemuan internal dahulu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pagi itu dia langsung meminta Waketum Gerindra Fadli Zon dan Sekjen Ahmad Muzani untuk bertemu di siang hari. Akan tetapi dua orang itu datang terlambat.
"Mereka ngaku sudah dapat surat dari Ahok. Saya kaget sekali pada waktu itu. Kan malamnya saya sudah tahan dia supaya tidak keluar dulu," ungkap Hashim.
Jelang malam dia pun meminta Ahok menemui dirinya. Ahok dan Hashim pun bertemu pada malam hari sambil makan malam di suatu tempat.
"Begitu datang, saya langsung marahi Ahok. Saya kesal karena dia belum bahas alasan terlebih dahulu tapi langsung keluar begitu saja. Saya kan baru di Jakarta beberapa hari lalu, kemudian sakit, jadi belum baca-baca berita sebelumnya. Jadi menurut saya itu keputusan mendadak. Padahal Ahok itu Ketua DPP Gerindra," papar Hashim.
Ahok mengundurkan diri dari partai besutan Prabowo Subianto lantaran tak sepakat bilamana Pilkada dipilih melalui mekanisme DPRD. Ahok yang dipilih langsung oleh rakyat itu merasa partainya tak konsisten.
(bpn/mok)