Lucunya Art Street di Kota Tua, Dari 'Patung Pejuang' Hingga Noni Belanda

Lucunya Art Street di Kota Tua, Dari 'Patung Pejuang' Hingga Noni Belanda

- detikNews
Sabtu, 13 Sep 2014 18:23 WIB
Jakarta - Bagi wisatawan yang pernah datang ke kawasan Kota Tua khususnya Museum Fatahillah, pasti pernah melihat uniknya seniman jalanan yang menyalurkan bakatnya. Mulai dari karakter pejuang, pantomim, hingga pengamen dari berbagai jenis aliran.

Pantauan di lokasi, Jl. Taman Fatahillah, Jakarta, Sabtu (13/9/2014), berbagai komunitas beraksi untuk menghibur. Seperti dari Kombat Army Batu (Kombat) yang tak henti-hentinya mendapat permintaan foto bersama dari para pengunjung.

"Kita menyalurkan seni dan bakat. Habis nyari kerja juga susah. Akhirnya gabung dengan Kombat. Selain bisa menghibur pengunjung, kita kerja halal di sini. Kami ada 8 orang kalau dari Kombat di sini," ujar Romy, salah satu patung karakter pejuang berwarna hijau.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pria yang tinggal di Bogor ini mengaku mulai tampil di halaman museum sejak pukul 08.00-18.00 WIB setiap harinya. Romy dan teman-temannya berdandan di lokasi ini, mulai dari mengecat mukanya, hingga memakai baju pejuang sesuai karakternya.

"Kita kalau pendapatan masing-masing ya. Nggak mematok harga ke pengunjung yang ingin berfoto. Seiklhasnya saja. Kalau hari biasa dapat Rp 200 ribu, tapi kalau weekend bisa dapat Rp 500 ribu," ungkap Romy.

Selain Romy yang berkarakter pejuang dengan gerak bak robot, ada beberapa seniman jalanan lainnya. Seperti Noni Belanda, pantomim, pejuang 45 yang membawa Bendera Merah Putih, juga seniman yang mengenakan kostum devil.

"Senang aja di sini, kayaknya baru kali ini ada tempat-tempat begini. Nggak bayar lagi, kita foto juga cuma kasih seiklasnya," ucap salah satu pengunjung yang datang dari Manado, Juwita Lendeon.

"Dengan mengunjungi Kota Tua ini, kita bangga aja dengan perjuangan para pahlawan. Di sini kita bisa melihat sisa-susa perjuangan pejuang," terang pengunjung lainnya, Dinda Daun.

Romy sendiri mengaku tidak memiliki kendala yang berarti selama 2 tahun menggeluti dunia seni jalanan ini. Ia menyatakan kesabaran menjadi kunci dalam pekerjaannya.

"Harus sabar karena banyak godaan dari anak-anak. Terus sering yang minta foto sampai berkali-kali, nggak mau gantian sama yang lain. Kalau pengalaman unik pernah dari belakang dipeluk sama mbak-mbak, dikiranya patung beneran," tutup Romy sambil tersenyum dan kembali bergaya.

(ear/mpr)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads