Meski sudah menemukan bagian tembok benteng, tim arkeolog dari Yogyakarta tersebut masih belum menemukan Bastion, atau pojokan tembok. Bastion itu terus dicari untuk memastikan bagaimana bentuk benteng yang mengelilingi Kota Lama Semarang pada pertengahan abad 18 tersebut.
"Kami mencari Bastion untuk menentukan bentuk konstruksi benteng dan luasan pastinya," kata anggota tim peneliti Benteng Semarang, Sambung Widodo, di lokasi penggalian di kampung Sleko, Kelurahan Bandarharjo, Kecamatan Semarang Utara, Sabtu (13/9/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lima Bastion yang berbentuk mata panah itu bernaam Bastion De Smits, Bastion De Zee, Bastion Ijzer, Bastion Hersteller, dan Bastion Amsterdam. Ada lagi satu Bastion lainnya yang lebih kecil yaitu Bastion Ceylon. Namun hanya lokasi Bastion De smits di lahan milik PT Gas Negara dan milik Damri yang bisa dilakukan penggalian.
"Kalau menurut peta, luasannya sekitar 4 hektar," tandas Sambung.
Dari bagian tembok yang sudah ditemukan, diketahui benteng Semarang berbahan batu bata dan kapur serta batu kali. Benteng tersebut dirubuhkan sendiri oleh Belanda tahun 1824 untuk membangun Kota Lama Semarang yang peninggalan arsitekturnya masih bisa dilihat hingga sekarang.
Pencarian Bastion benteng Semarang tersebut sudah dilakukan sejak tahun 2009. Tahun 2013 lalu penggalian dilakukan di lokasi yang sama dengan penggalian tahun ini. Selain menemukan tembok, tahun 2013 lalu ditemukan dua koin kuno VOC.
"Tahun ini menemukan lebih dari seratus pecahan keramik kuno, gerabah, tulang, dan logam. Ada juga botol kuno," tandasnya.
Penelitian tentang Benteng Semarang, lanjut Sambung, akan berguna untuk mengetahui perkembangan Kota Semarang. Sementara itu penggalian Benteng Semarang akan kembali dilanjutkan tahun depan masih dengan lokasi yang sama.
"Ini tanah yang kami gali kembali kami tutup. Tahun depan mulai lagi," tutup Sambung. Β
(alg/aan)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini