Kisah Mobil Bemper Karet di Milan yang Parkir di Kanan-Kiri Jalan

Laporan dari Milan,

Kisah Mobil Bemper Karet di Milan yang Parkir di Kanan-Kiri Jalan

- detikNews
Sabtu, 13 Sep 2014 08:43 WIB
Aksi Dorong Mobil yang Parkir Sembarangan oleh Turis di Kota Milan (Foto: Hany/detikcom)
Milan, - Milan bolehlah menjadi pusat mode ketiga di dunia setelah Paris dan New York, juga menjadi kandang klub sepakbola terkenal dunia, AC Milan dan FC Internazionale alias Inter Milan. Tapi soal parkir, Milan ternyata tak kalah semrawut dengan kota Jakarta!

detikcom berkesempatan mengunjungi Kota Milan, Italia, bersama rombongan program Pertamina 'Pertamax and Fastron Go To Europe' pada Jumat-Senin (5-8/9/2014). Jalanan Kota Milan banyak yang tidak seberapa lebar, namun banyak terlihat mobil-mobil parkir di pinggir jalan, di kedua sisinya. Kolong jembatan layang pun tak luput menjadi tempat parkir.

Kadang didapati mobil yang parkir hingga trotoar dan jalur hijau. Untuk yang parkir di trotoar, selain mobil, ada juga sepeda motor. Tanda peraturan parkir dengan durasi waktu tertempel di mana-mana, juga simbol mobil dan derek.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mobil-mobil di Kota Milan, bervariasi. Dari mobil sport mewah seperti Ferrari, Lamborghini atau Maseratti yang kadang berseliweran di jalan-jalan sambil nge-drift tak beda seperti sopir Kopaja dan Metro Mini yang ngeremnya berdecit bunyi ban hingga mobil city car berukuran mini yang hanya muat 2 penumpang dan berpintu dua.

Bila diamati lebih dekat, mobil-mobil yang parkir di kanan-kiri jalan itu, banyak di antaranya yang berbemper karet, baik di bagian depan dan bagian belakang.

"Mengapa mobil-mobil bagus di Milan ini dilengkapi bemper karet? Lihat saja, banyak mobil yang ditambahi bemper karet, baik di depan dan di belakangnya," pancing tour leader rombongan, Awen Lee (31) saat bus yang ditumpangi melaju di jalanan Kota Milan.

Tak ada seorangpun yang bisa menjawab alasannya dengan jelas. Awen lantas berceloteh.

"Karena mobil di sini kalau parkir itu, sundul depan, sundul belakang, sundul depan lagi, sundul belakang lagi, belok sedikit baru jalan. Iya, di sini seperti itu, nggak beda jauh sama Jakarta," tuturnya.

Belum lama bus yang ditumpangi melaju, masuk ke jalan yang tak begitu lebar, mungkin hanya selebar 6 meter. Lebar itu dikurangi mobil yang parkir di kanan-kiri jalan, membuat bus yang saya tumpangi harus melaju dengan lambat. Di satu titik, bus yang saya tumpangi terhambat. Rupanya, ada mobil Multi Purpose Vehicle (MPV) yang nekat parkir miring, nyempil di antara mobil yang sudah parkir mepet itu. Kemiringan mobil yang menutup sebagian kecil jalan membuat bus tak bisa lewat, tak mungkin juga
disundul atau diserempet tentunya.

Kebingungan, pengemudi bus yang saya tumpangi, Marco, membunyikan klakson, berharap pemilik mobil sadar dan memindahkan kendaraan. Tak ada hasil. Mobil itu ternyata ditinggal pengemudinya yang entah ke mana.

Lantas, ada beberapa pria Italia pejalan kaki yang mencoba bantu mendorong bagian belakang mobil. Sia-sia. Mobil tak bisa bergerak. Beberapa pria Italia lantas coba mengangkat bemper bagian belakang mobil. Tak ada hasil.

Salah satu pria Italia, lantas menghampiri bus yang saya tumpangi. Pria good looking itu berbicara pada Marco. Rupanya, pria itu meminta bantuan 5 orang laki-laki untuk mengangkat mobil. Tak tanggung-tanggung, semua laki-laki dalam rombongan Pertamina lantas turun, termasuk VP Corporate Communication Pertamina, Ali Mundakir.

Maka, inilah yang terjadi, semua anggota rombongan laki-laki mengerubungi mobil, dan bergotong royong, dalam arti sebenarnya, mengangkat bagian belakang mobil. "Satu, dua, tiga!," teriak para lelaki kompak bak di iklan rokok yang bersemboyan 'Asyiknya rame-rame'. Sementara di belakang bus, antrean kendaraan sudah mengular.

Sekali, dua kali, tiga kali, mobil yang parkir sembarangan itu akhirnya bergeser. Para anggota rombongan kemudian memandu bus untuk lewat di jalan yang sempit itu sambil tertawa-tawa meski berkeringat.

"Yang sembrono seorang, yang menanggung repot mesti banyak orang," seloroh seorang anggota rombongan saat kembali naik ke bus.

(nwk/rni)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads