Kapolda Jabar Irjen Pol Mochamad Iriawan menyebutkan modus komplotan pencuri BBM ini yaitu mengontrak warung semi permanen milik seorang warga. Posisi warung itu tepat di atas pipa milik Pertamina.
"Mereka menyewa warung sebagai kamuflase. Warung milik Arum itu disewa seharga Rp 200 ribu per bulan. Pelaku tahu di situ ada pipa Pertamina karena dekat warung ada tanda berupa beton milik Pertamina," kata Iriawan sewaktu menggelar konferensi pers di Mapolda Jabar, Jalan Soekarno Hatta, Kota Bandung, Selasa (9/9/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Iriawan menjelaskan, pelaku di dalam warung itu membuat terowongan dengan cara menggali tanah berukuran 1 x 1,5 meter yang kedalamannya 2 meter. Setelah itu, dari kedalaman 2 meter, pelaku membuat terowongan seukuran 1 x 1,5 meter dengan panjang 2,5 meter.
"Terowongan itu menghubungkan langsung dengan pipa Pertamina jalur Balongan-Pelumpang," kata Iriawan.
"Pelaku mengebor pipa dengan cara mengelas pipa pelindung. Setelah itu dipasang skrup yang terpasang drat secara melingkar ke pipa," tutur Iriawan menambahkan.
Dia melanjutkan, pelaku mengebor pipa yang sudah terpasang skrup dan drat. Usai melubangi pipa menggunakan pahat, drat terpasang skrup yang menempel pada pipa itu dipasang keran ukuran besar.
"Keran ini berfungsi membuka dan menutup aliran BBM yang mengaliri pipa. Pelaku memasang pipa yang menempel pada keran. Pemasangan pipa dari keran yang menempel pada pipa BBM Pertamina ini sampai ke atas atau titik penggalian tanah yang pertama di dalam warung yang pelaku kontra," ujar Iriawan.
Menurut Iriawan, pemasangan alat-alat tersebut perlu keahlian tersendiri. "Tidak semua orang bisa. Dia (para pelaku) orang ahli," ucap Iriawan.
Disinggung apakah ketujuh pelaku yang dua di antaranya berhasil ditangkap itu bekas pegawai Pertamina, Iriawan belum bisa memastikan. "Masih kami selidiki," kata Iriawan.
Saat ini polisi masih memburu lima orang lainnya. Kelimanya berinisial SW, WT, KN, EK, dan AC
(bbn/ern)











































