Bersama Ibu Negara Ani Yudhoyono, Presiden SBY menyaksikan Ketoprak dalam acara silahturahmi Keluarga Besar Paguyuban warga asal Pacitan, Ngawi, Magetan, Madiun, dan Ponorogo (Pawitandirogo). Acara tersebut digelar di Sasana Kriya, TMII, Jaktim, Senin (8/9/2014).
"Saya masih ingat tahun lalu juga menampilkan Ketoprak dengan cerita Putri Retno Dumilah (asal Madiun) yang memiliki peran luar biasa ikut berperang di Yogyakarta Hadingrat. Ternyata Pawitandigoro punya bibit unggul yang mengharumkan nama bangsa," ujar SBY dalam sambutannya sebelum acara Ketoprak dimulai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pagelaran Ketoprak tersebut bercerita tentang 'Banjaran Joko Tingkir Jumeneng Raja Panjang'. Kisahnya mengenai penyerahan tahta kepemimpinan dengan cara yang indah dan damai. Menurut panitia penyelenggara sendiri, tema Ketoprak kali ini merupakan usul SBY yang ingin mengangkat mengenai transisi kekuasaan yang berlangsung damai.
Dalam pertunjukkan Ketoprak semalam, diceritakan Joko Tingkir dengan prestasinya yang cemerlang berhasil menjadi Raja Pajang. Dalam perjalanannya, Jaka Tingkir mendapat perlawanan dari Arya Penangsang dan kawan-kawan yang tidak suka dirinya mendapat kekuasaan di wilayah Demak itu.
Putra Raja Demak Trenggono yang bergelar Sunan Prawoto seharusnya naik tahta sepeninggalan Trenggono, namun tewas dibunuh oleh Arya Penangsang. Meski begitu pada akhirnya proses pemindahkuasaan kepada Jaka Tingkir dapat berjalan dengan baik meski ada pemberontakan dari Arya Penangsang.
"Masa transisi kekuasaan harus berjalan baik. Seharusnya ada Adipati transisi juga di sini," ucap salah satu lakon Ketoprak yang membuat SBY tersenyum.
Dalam kisah ini, pemberontakan Arya Penangsang seolah mengesankan cerita yang sama saat proses Pilpres lalu. Di mana ada gelombang penolakan-penolakan akan terpilihnya Jokowi menjadi Presiden.
"Kalau jaman dulu ada MK (Mahkamah Konstitusi), pasti Arya Penangsang akan gunggat ke MK," celetuk seorang tamu yang hadir saat menonton jalannya pertunjukkan Ketoprak.
Dua lakon Ketoprak humor kenamaan pun hadir dalam pentas tersebut, yakni Kirun dan Marwoto. Presiden SBY dan Ibu Ani tampak terhibur karena terlihat tertawa sepanjang Kirun dan Marwoto ndagel (melucu) dengan menggunakan bahasa Jawa.
Tak hanya kepada SBY, Kirun dan Marwoto pun sesekali menggoda Menkopulhan Djoko Suyanto, Mensesneg Sudi Silalahi, dan Mendikbud M Nuh. Ketiganya turut hadir dalam acara tersebut.
"Sakjane Pak Sudi niku mboten karuan ngertos gojekan awak'e dewe (sebenarnya itu Pak Sudi belum tentu ngerti bercandaannya kita," kata Kirun kepada Marwoto yang memancing tawa para tamu termasuk SBY dan Sudi Silalahi sendiri yang bukan berasal dari Jawa itu.
Di akhir acara setelah pertunjukkan Ketoprak usai, SBY dan Ibu Ani menerima wayang kulit Begawan Ciptoning dari Keluarga Besar Pawitandirogo. Menurut sang Ketua Umum yang menyerahkannya, Purna Hadi, kenang-kenangan tersebut sebagai tanda 10 tahun kepemimpinan dan ultah SBY ke-65 tahun yang jatuh hari ini, Selasa (9/9/2014). Begawan Ciptoning sebenarnya adalah Arjuna yang merupakan ksatria Pandawa 5 dan dianggap sebagai pemimpin yang bijaksana.
(ear/mpr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini