"Memang harus. Kalau Jokowi-JK tetap berhubungan dan membuka komunikasi baik," ujar Andrinof Chaniago di sela-sela diskusi Rembuk Nasional Kebangsaan Percepatan Pembangunan untuk Indonesia Maju bertema 'Menata Kembali Tata Kelola Kebijakan Migas' di Hotel Grand Sahid Jaya, Jl Jend Sudirman, Jakarta Pusat, Senin (8/9/2014).
Namun menurut pengajar Pascasarjana Universitas Indonesia ini, merangkul bukan dalam artian bagi-bagi kursi di dalam jajaran struktur kabinetnya. Melainkan bertukar pikiran dan bekerjasama menjalankan program pro rakyat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Presiden SBY berpesan agar Jokowi dan Prabowo dapat berekonsiliasi. SBY menilai penting bagi Jokowi untuk bisa merangkul kekuatan politik Prabowo.
"Pesan saya satu saja, mungkin tidak ditanyakan secara langsung. Saya berharap juga pemerintahan Pak Jokowi nanti tidak harus terus-menerus menjaga jarak dengan Pak Prabowo dengan kekuatan politiknya. Bagus kalau laksanakan rekonsiliasi, bagus kalau saling menyapa," kata SBY dalam jumpa pers di Hotel Shangri-La Singapura, Kamis (4/9) lalu.
"Karena kekuatan Pak Prabowo jumlahnya juga tidak sedikit, hanya beda sekitar 5 sampai 6 juta," lanjutnya lagi.
Menurut SBY, situasi politik yang teduh dapat membantu Jokowi dalam menjalankan roda pemerintahan. Sebab bukan tidak mungkin, bisa saja kebijakan politik Jokowi akan terus 'diganggu' di DPR.
"Kalau politik tidak teduh, yah meski punya keinginan kuat untuk jalankan kebijakan A,B,C, D, belum tentu bisa mulus," pungkasnya.
(aws/rmd)











































