"Kurangi saja konsumsi rokok jika harganya per batang Rp 1000 maka coba hilangkan dua batang per hari dan kalikan sebulan. Berapa hasilnya?" kata JK di hotel Sahid Jaya, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan, Senin (8/9/2014).
JK juga mencoba mengkalkulasikan biaya tarif listrik per bulan untuk golongan ke bawah sebesar Rp 38 ribu per bulan. Jika di dalam rumah tangga tersebut memiliki 3 Handphone dengan per bulan mengisi pulsa Rp 25 ribu per handphone, maka totalnya menjadi Rp 75 ribu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini kan kalau dinaikkan yang marah bukan rakyat tapi para politisi," tambahnya.
Sama halnya dengan kenaikan BBM yang dianggap mahal oleh masyarakat. Padahal kebanyakan warga lebih banyak mengkonsumsi rokok per harinya yang jauh lebih mahal dari harga BBM.
"Coba uang rokoknya per bulan dipakai untuk beli BBM," ujar JK.
JK melanjutkan bahwa saat ini ada perbedaan harga antara BBM subsidi dengan harga BBM untuk industri.
"Makanya banyak penyelundupan BBM subsidi ke BBM industri. Anda anda semua yang golongan menengah ke atas kan memakai kendaraan dengan biaya BBM subsidi hingga bisa ke sini," singgung JK.
JK kembali menegaskan bahwa tidak ada opsi lain selain menhentikan subsidi BBM dan mengalihkan subsidi itu ke sektor sektor produksi.
(fiq/rna)











































