Ketua Tim Penelitian Benteng Kota Lama Semarang, Novida Abbas mengatakan setidaknya ada 100 lebih fragmen yang ditemukan berupa pecahan keramik dinasti Cing, logam, tembikar, dan tulang binatang. Benda-benda tersebut kini dikumpulkan dan akan diteliti.
"Kita cuci, jemur, kering dan pisahkan. Ada sekitar 100-an fragmen campuran. Kalau keramik ada dua jenis yang China dan Eropa," kata Novida saat ditemui detikcom di lokasi penggalian, kampung Sleko, Kelurahan Bandarharjo, Kecamatan Semarang Utara, Senin (8/9/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di lokasi yang sama, pada penggalian sebelumnya yaitu tahun 2013, tim Balai Arkeologi Yogyakarta menemukan sisa Baston atau pojokan benteng setinggi 60 cm yang menjadi alasan dilanjutkannya penggalian. Namun tidak hanya itu, mereka juga menemukan 2 keping uang logam zaman VOC.
"Ada dua keping, yang satu masih terlihat logo VOC-nya," tandasnya.
Balai Arkeologi Yogyakarta melakukan ekskavasi untuk menemukan sisa benteng berupa Bastion di kawasan Kota Lama Semarang sejak Jumat (5/9). Ada lima Bastion yang berbentuk mata panah yaitu Bastion De Smits, Bastion De Zee, Bastion Ijzer, Bastion Hersteller, dan Bastion Amsterdam. Sedangkan satu Bastion lainnya lebih kecil yaitu Bastion Ceylon
"Kita hanya bisa menggali di lokasi De smits di lahan milik PT Gas Negara dan milik Damri ini karena lokasi lainnya sudah terdapat bangunan," katanya.
Penggalian dilakukan berdasar riset yang mengungkapkan ada kota yang lebih tua daripada Kota Lama Semarang di lokasi yang sama. Kemudian pada tahun 2009 lalu dilakukan penggalian dan menemukan sisa dinding benteng pada tahun 2013. Dinding benteng itu berupa Bastion berbentuk mata panah yang merupakan bagian benteng.
"Dari overlay atau tumpang susun foto udara Kota Lama Semarang dan peta kuno tahun 1741 yang kami dapatkan," tandas Novida.
Penggalian yang dilakukan oleh tim dengan sembilan anggota tersebut akan berlanjut hingga hari Sabtu (13/9) mendatang. Diperkirakan sebelum batas waktu habis, sisa Bastion bisa ditemukan.
"Yang kami temukan tahun lalu kembali kami tutup dengan tanah, agar tidak rusak terendam air. Lagipula ini lahan orang," pungkasnya.
(alg/try)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini