"Barang (pemilihan-red) sudah lewat ya apa boleh buat. Tetapi sebaiknya cara seperti itu tidak dilakukan, karena masalah-masalah itu sepertinya membuat partai terlihat bersatu tetapi mandul. Tidak ada dinamika di dalam," kata Hasyim.
Hal itu dikatakan Hasyim usai menghadiri acara Halaqoh Pimpinan Pondok Pesantren dan Tokoh Pendidik Islam, di Novita Hotel, Jambi, Rabu (3/9/2014) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sama saja dengan muhaimin sekarang," ucapnya.
Soal apakah kepemimpinan Muhaimin kali ini bisa membawa manfaat bagi. warga NU, Hasyim enggan berkomentar banyak. Dia akan melihat perkembangan ke depannya.
"Bermanfaat atau tidak, belum ada ukurannya yang terang bahwa perkembangan ke depannya belum kelihatan dengan cara-cara seperti itu, karena kreativitas tidak muncul kan," jelasnya.
Sebelumnya saat Muktamar lalu sebanyak 505 DPC PKB kabupaten/kota dan 33 DPW Provinsi se Indonesia serta 10 DPC PKB luar negeri, sepakat duet Dewan Syuro KH Abdul Azis Manshur dan Tanfidz Muhaimin Iskandar untuk memimpin PKB periode 2014-2019.
Keputusan secara aklamasi diambil sekitar pukul 00.15 WIB di acara muktamar di Empire Palace, Senin (1/9).
(slm/fdn)