“Kalau untuk SMA 3, pelaku bully sudah dikeluarkan oleh pihak sekolah. Kemudian kita tekankan kepada semua anak untuk tidak ada lagi tindakan seperti itu. (ke depan kalau ada lagi) Pokoknya langsung dikeluarkan,” kata Suharyanto di Balai Kota, Jakarta Pusat, Rabu (3/9/3014).
Ketegasan itu diambil sebagai tindak lanjut hasil pertemuan Wakil Gubernur DKI Basuki T. Purnama dengan orang tua Arfiand Caesar Al Irhamy, siswa kelas X SMAN 3 yang tewas akibat bully saat ikut kegiatan pecinta alam. Pertemuan itu dilakukan selama 90 menit, di dampingi anggota Gerakan Anti Bully (GENAB).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, keterlibatan alumni juga akan dibatasi dalam kegiatan sekolah. Pasalnya, siswa siswi yang baru tamat masih rentan labil dalam pemikiran dan perbuatan.
“Kalau yang sudah berhasil kan berpikirnya positif silahkan beri dukungan kepada sekolahnya. Tapi kalau yang baru tamat kadang enggak jelas kuliahnya di mana, jangan dululah terlibat di dalamnya,” ujarnya.
Suharyanto menyatakan pendidikan adalah kepentingan semua sehingga harusnya jadi tanggungjawab bersama. Dia meminta semua pihak, termasuk orang tua, masyararakat untuk tidak bersikap cuek.
“(Bully) itu kan terjadi seringnya di luar sekolah. Masyarakat kalau ada apa-apa laporkan ke sekolah dan dinas pendidikan. Ke depan diharapkan tidak ada lagi tindakan bullying,” pungkasnya.
(ros/bil)