Kaget, itu pasti menjadi reaksi pertama para warga saat mengetahui ada ular yang masuk ke dalam rumah. Banyak orang yang refleks mencari cara untuk membunuh hewan reptil tersebut. Padahal ada cara lain untuk menangkap ular tersebut tanpa membunuhnya.
detikcom berkesempatan mengunjungi shelter Sioux Snake Rescue di Jl Pitara Raya, Depok, Jawa Barat pada Selasa (2/9/2014) dan para penyelamat ular tersebut pun membagikan tips untuk menghadapi kejadian penemuan ular.
Koordinator Divisi Sioux Snake Rescue (SSR) Erwandi Supriadi meminta kepada masyarakat yang menemukan ular untuk segera menghubungi tim penyelamat ular, termasuk SSR. Pria yang akrab disapa Elang ini berharap agar ular yang masuk dalam lingkungan masyarakat tidak dibunuh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut adalah tips-tips menghadapi ular yang masuk ke rumah, seperti dirangkum detikcom pada Rabu (3/9/2014).
Taruh Keset dari Ijuk di Depan Rumah
|
"Jangan dikasih garam. Ular tidak takut garam. Justru kadang dia mendekati garam. Yang takut garam itu hewan berlendir, sedangkan ular itu bersisik bukannya berlendir," kata Elang.
Menurut Elang, mitos soal garam awal mulanya muncul karena berkaitan dengan mistis. Ada yang menaburkan garam lalu dibumbui dengan doa.
"Orang jaman dulu sebelum nyebar garam itu dia berdoa terlebih dahulu. Garam hanya mediator doa saja. Kalau orang sekarang kan tabur garam sambil BBM-an, update status, atau sambil nge-tweet," terangnya.
Langkah yang harus dilakukan untuk mencegah ular masuk adalah dengan memasang keset ijuk dan membersihkan pohon-pohon yang menjalar ke rumah.
"Misalnya di depan pintu dikasih keset dari ijuk, karena itu tajam dan ular tidak suka," terangnya
Tutup dengan Ember dan Cari Bantuan
|
"Dilihat larinya ke mana. Kalau ada ember atau bak, nanti ular itu kalau bisa diutup terus diganjal supaya tidak keluar," tegasnya sambil menyarankan setelah itu meminta bantuan.
"Kalau misalkan di kamar, usahakan akses keluarnya ditutup, dan kamar itu dikunci. Bila menginginkan ular itu keluar, disemprot pakai pengharum ruangan, usahakan ada celah agar dia keluar. Dengan wangi menyengat ular itu nggak suka," paparnya.
SSR dapat menerima panggilan 24 jam di nomor 087776234960 atau 08561335844. Atau bisa juga menghubungi via Facebook dengan akun Sioux Snake Rescue. Elang bersama timnya akan berusaha secepat mungkin datang ke lokasi dan menangkap ular untuk segera direlokasi.
Tangkap Ular dengan Grabber Stick dan Jaring
|
Setelah ular berhasil disudutkan, Elang menjepit ular di bagian badannya. Ada baiknya ular dijepit di dekat kepala yang merupakan titik kelemahan ular. Setelah itu, ular dimasukkan ke dalam jaring yang telah disediakan. Karung jaring pun lalu dipelintir dan diikat. Terakhir jaring dilepaskan dari penjepit.
Tyo yang merupakan pencipta grabber stick dan jaring terinspirasi membuat alat ini dari seorang Ibu Rumah Tangga di Gianyar, Bali, yang rumahnya sering kemasukan ular. Ibu itu disebut Tyo tidak tega membunuh ular namun juga takut jika harus memegang ular secara langsung.
"Kalau pakai alat ini siapa saja bisa menangkap ular. Security hingga ibu rumah tangga. Alatnya kita jual kok. Kita akan membantu mengajari langsung juga bagaimana cara menggunakan alat ini," jelas Tyo.
Grabber Stick dijual seharga Rp 750 ribu sementara jaring ular ini dijual seharga Rp 350 ribu. Namun jika satu paket Sioux menjualnya seharga Rp 1 juta dengan bonus kacamata. Jika ular telah berhasil ditangkap, masyarakat bisa langsung menghubungi Sioux untuk penanganan ular lebih lanjut di nomor 087776234960 atau 08561335844. Atau bisa melalui Facebook di akun Sioux Snake Rescue dan Twitter @siouxindonesia dan @sioux-indonesia.
Bila Terbelit Ular Phyton, Pegang Kepalanya dan Urai Belitan dengan Cepat
|
"Pertama pegang kepalanya, kalau nggak dipegang nanti menyerang dengan menggigit kita. Setelah itu kaki kita harus berada dalam posisi kuda-kuda. Fungsinya untuk menghindari belitan ke kedua kaki kita," ujar Instruktur SSR, Tyo.
Setelah itu, salah satu tangan harus melindungi bagian leher. Fungsinya, menurut Tyo, agar leher tidak terbelit dan menyebabkan kita tidak bisa bernafas.
"Ekor Python biasanya membelit bagian leher, itu yang harus kita lindungi supaya tidak kehabisan nafas. Hati-hati, Python juga bisa meremukkan tulang karena belitannya kencang," jelas pria berusia 30 tahun itu.
Teknik melepas belitan ular Python adalah dengan mengurai belitannya dimulai dari ujung ekor hingga bagian tubuh. Ini sebaiknya dilakukan dengan cepat, karena Python bisa kembali membelit jika lengah.
Setelah tubuh bebas dari belitan ular, lepaskan ular ke tanah. Ada beberapa teknis yang bisa dilakukan, jika lebih dari 3 meter, Tyo menyarankan ular ditangani oleh 2 orang atau lebih. Ini untuk menghindari belitan.
"Dengan menggunakan tongkat yang berbentuk V. Tongkat itu diselipkan ke bagian leher Python kemudian ditekan agar tidak lepas," tutur host salah satu program TV survival ini.
Setelah tak bisa berkutik, Python dapat diangkat dengan cara dipegang bagian di belakang tongkat yang menahannya tadi. Baru kemudian Python dimasukkan ke dalam karung atau boks.
"Jangan dipukul karena masih ada teknik lain yang lebih aman. Aman untuk kita, aman untuk ular. Mukul itu kan menyakiti, nanti ular justru malah refleks menyerang," tutup Tyo.
Penanganan Pertama Saat Digigit Ular: Jangan Panik dan Bisa Jangan Diisap
|
Setelah korban ditenangkan, pihak yang membantu penanganan harus mengidentifikasi jenis ular yang menggigit. Untuk mengetahui ular itu berbisa atau tidak bisa dilihat dari bekas gigitan. Jikar bentuk gigitan seperti tapal kuda atau dengan titik-titik luka yang banyak, itu artinya ular tidak berbisa. Sementara itu, bila bekas gigitan hanya dua berarti itu adalah ular berbisa.
Setelah itu, korban bisa dipakaikan perban di tangan atau bagian tubuh yang terkena gigitan. Fungsinya untuk menghambat laju bisa. Jika digigit oleh ular berbisa, semakin cepat penanganannya semakin bagus. Bisa sedapat mungkin harus segera dikeluarkan.
"Pakai pisau bedah atau pisau apapun bisa asal steril dan tajam agar tidak menyiksa. Disayat atau buat luka baru untuk mengeluarkan darah yang sudah terkontaminasi dengan bisa. Darah yang mengandung bisa warnanya gelap atau merah tua. Keluarkan terus sampai darah yang keluar sudah cerah kembali. Itu artinya bisa sudah keluar," kata Instruktur SSR, Tyo.
"Kami tidak menyarankan diisap dengan mulut karena beberapa bisa ular seperti dalam kobra sifatnya nggak cuma Neurotoxin tapi juga Haemotoxin yang menyerang darah. Jika di dalam mulut ada luka misalnya gusi luka bisa lebih parah. Sama saja kita memindahkan bisa itu tadi. Justru lebih cepat nyerangnya karena mulut kan dekat otak," tambah host salah satu program TV survival itu.
Untuk mengeluarkan darah yang sudah terkontaminasi dengan bisa dapat menggunakan alat ekstraktor. Bisa juga dengan cara ditekan-tekan dan darah didorong hingga keluar dari bagian luka. Menggunankan air panas untuk mengeluarkan darah juga dapat dilakukan untuk mengurangi penggumpalan darah pada bekas gigitan ular. Fungsi membuat sayatan luka baru adalah untuk ini.
"Setelah itu bisa dibawa ke RS untuk penanganan lebih lanjut. Saya sendiri sudah 2 kali keluarin bisa sendiri seperti itu waktu digigit kobra dan begitu ke dokter diperiksa ternyata sudah bersih dari bisa," ungkap Tyo.