Sepeda Listrik, Primadona Alat Transportasi di Tiongkok

Laporan dari Tiongkok

Sepeda Listrik, Primadona Alat Transportasi di Tiongkok

- detikNews
Rabu, 03 Sep 2014 08:23 WIB
Tiongkok - Salah satu hal yang mencolok di lalu lintas di Indonesia adalah banyaknya sepeda motor di jalanan. Berbeda dengan di Tiongkok, akan jauh lebih mudah menemukan sepeda listrik dibandingkan motor di negeri asal panda ini.

Masyarakat Tiongkok memang banyak menggunakan sepeda listrik. Contohnya di Kota Beijing dan Hangzhou. Bersama 22 awak media dari 10 negara ASEAN, detikcom berkesempatan berkeliling dua kota itu atas undangan Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Selasa (2/9/2014).

Di Beijing, sepeda listrik jamak terlihat digunakan sebagai alat transportasi masyarakat kota. Para pengguna sepeda ini memiliki jalur khusus untuk melaju di jalan-jalan ibu kota Tiongkok itu.

Mereka menggunakan sepeda listrik untuk ke pasar, ke kantor, mengantar anak sekolah, dan sejumlah aktivitas harian lainnya.

Tak jauh berbeda dengan di Hangzhou. Bahkan, di kota berjuluk paradise on earth ini pengguna sepeda listrik lebih banyak daripada di Beijing.

Ada berbagai macam jenis sepeda listrik yang digunakan masyarakat Tiongkok. Ada yang berbentuk seperti sepeda motor jenis matik. Begitu sepeda selesai di-charge, pengguna bisa langsung melajukan kendaraan roda dua itu ke tempat tujuan.

Ada yang disertai dengan pengayuh. Sepeda jenis ini butuh dikayuh terlebih dulu sebelum motor listriknya menyala. Memang membutuhkan lebih banyak tenaga, tapi keuntungannya, jika baterainya habis di tengah jalan, pengguna bisa tetap melaju dengan mengayuh sepeda layaknya sepeda konvensional.

Sepeda-sepeda listrik ini menggunakan baterai Lithium. Butuh waktu charge sekitar 6 jam untuk mengisi baterai hingga penuh. Jika baterai sudah penuh, sepeda bisa digunakan hingga puluhan kilometer.

Baik Beijing maupun Hangzhou menyediakan banyak tempat penyewaan sepeda. Sepeda sewaan adalah yang berwarna merah. Tempat-tempat penyediaan sepeda ini tersedia di sudut-sudut kota.

Tarifnya berbeda untuk kedua kota. Di Beijing, tarif penyewaan sepeda adalah 1 RPM per hari. Sedangkan di Huangzhou, sepeda bisa digunakan gratis untuk satu jam pertama, dan 1 RPM untuk satu jam berikutnya. Namun, ada banyak tempat penyewaan sepeda di Huangzhou, sehingga tarif itu bisa diakali dengan berganti sepeda sebelum satu jam.

Pemerintah Tiongkok memang menggalakkan penggunaan sepeda listrik ini. Selain untuk mengurangi kemacetan, penggunaan sepeda listrik juga berfungsi untuk mengurangi polusi udara.

Sepeda listrik sempat populer di Indonesia beberapa tahun lalu. Namun penggunanya tak berkembang dan kini hampir tak terdengar lagi. Anda tertarik menggunakan sepeda listrik di Indonesia?

(trq/bil)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads