Cegah Pelecehan Seksual, Direktur TransJ Ingin Buat Bus Khusus Wanita

Cegah Pelecehan Seksual, Direktur TransJ Ingin Buat Bus Khusus Wanita

- detikNews
Selasa, 02 Sep 2014 20:08 WIB
Jakarta - Direktur Umum PT Transportasi Jakarta, ANS Kosasih menyatakan keinginannya untuk memisahkan bus khusus laki-laki dan perempuan. Hal ini untuk meminimalisir terjadinya pelecehan seksual di dalam bus TransJ.

“Kita akan buat sistem agar pelecehan seksual lebih sedikit. Yang sedang kami usulkan adalah membuat bus khusus wanita,” kata Kosasih saat ditemui di Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa (2/9/2014).

Bus khusus perempuan itu akan diberi warna khusus yang hanya bisa dinaiki penumpang perempuan. Namun, ide itu baru bisa dilakukan jika jumlah bus sudah mencukupi. Maka target yang akan dilakukan dalam waktu dekat adalah memperbanyak jumlah bus TransJ.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tahun ini, pihaknya akan menambah 158 unit bus, yang akan dilakukan oleh dua operator, Primalestari Wisata dan PPD (Perusahaan Pengangkut Djakarta). Sementara tahun depan, jumlah bus yang akan ditambah akan lebih banyak lagi sebab pihaknya sudah dapat suntikan modal dari APBD Perubahan 2014.

“Kalau bus TransJ makin banyak, di dalamnya nanti enggak terlalu padat dan berdesakan lagi,” ucapnya.

Setelah semua bus yang baru nanti datang, pihaknya juga akan membuat central operation control. “Jadi di sana kita bisa lihat semua bus dan halte karena lewat CCTV. Paling tidak ini untuk pembuktian di pengadilan kalau diperlukan,” pungkas Kosasih.

Sebelumnya,satu pelaku pelecehan seksual kembali tertangkap basah saat tengah memegang bokong penumpang perempuan di TransJ. Yeremias H, warga Tambora, Jakarta Barat itu pun dipamerkan dalam kondisi hanya pakai celana kolor di halte Lebak Bulus, Senin (1/9) malam.

Pria ceking itu dikalungi kertas bertuliskan "Pelaku Pelecehan Seksual!!!" dan disuruh berdiri di samping loket pembelian tiket dan memegang kedua telinganya. Petugas sengaja memperlihatkan pelaku pelecehan itu agar penumpang mengetahui wajah pelaku sehingga selalu waspada.

“Ini sanksi sosial bagi mereka,” kata Sri Ulina Pinem, Humas Badan Layanan Umum Transjakarta.

(ros/vid)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.

Hide Ads