Reptil-reptil itu nantinya akan direlokasi dalam waktu 3 bulan ke depan. Masyarakat pun diminta untuk tidak panik bila melihat ular di kota dan jangan segan-segan meminta pertolongan penjinak ular.
Apa saja jenis ular yang kerap muncul di perkotaan?
1. Ular Hijau Buntut Merah dan Ular Pucuk
Foto: Dalam kaca; ular hijau ekor merah, di tangan; ular pucuk (Elza AR/detikcom)
|
Ciri dari jenis ini adalah berwarna hijau namun terdapat corak merah pada ekornya. Panjangnya bisa mencapai 104 cm dengan diameter 2,5 meter dengan kepala segitiga. Ular jenis ini mudah menyerang jika merasa terancam.
Ular ini memiliki bisa yang menyerang peredaran darah dan jika tak langsung ditangani dapat menyebabkan kematian. Namun seringkali ular ini diidentifikasi sebagai ular pucuk karena warnanya yang mirip.
"Bisa menyebabkan kematian. Kalau mau bedain sebenarnya agak susah karena warnanya sama. Cuma kalau pengen tahu ular pucuk atau ular hijau yang punya bisa tinggi lihat aja buntutnya. Kalau merah berarti Albolabris," ujar koordinator Sioux Snake Rescue (SSR) Erwan di Jl Pitara Raya, Depok, Jawa Barat, Selasa (2/9/2014).
Ular pucuk yang memiliki nama latin Ahatulla Prasina disebut Elang memiliki bisa menengah. Namun tidak terlalu berdampak kepada manusia. Ular pucuk sering ditemui di dahan bambu atau pun pohon mangga.
2. Ular Kobra
|
Organisasi pecinta reptil yang menamakan dirinya Sioux Snake Rescue sedikitnya pernah menangkap 3 kobra di pemukiman warga. Semuanya merupakan kobra jawa (naja sputatrix) yang ditemukan di Sukabumi (2 ekor) dan di Ciputat (1 ekor).
"Masuk pas malam hari, ditelepon dan kita langsung ke sana. Ditemukannya di belakang lemari. Kita kasih pengarahan apa yang harus dilakukan sampai tim rescue sampai di sana," ujar koordinator Sioux Snake Rescue (SSR) Erwan 'Elang' di Jl Pitara Raya, Depok, Jawa Barat, Selasa (2/9/2014).
3. Ular Phyton
|
Kelompok Sioux Snake Rescue (SSR) pernah menangkap ular yang berkeliaran di pemukiman warga. Dua pyhton panjangnya 3 meter dan ditangkap di rumah warga di Depok dengan tempat yang berbeda. Sementara 1 lagi panjangnya 3,5 meter dan ditangkap di daerah Cibinong.
Jenis yang sering muncul di Indonesia adalah sanca kembang atau sanca batik dengan warna cokelat. Ular jenis ini bisa memakan mangsa yang ukurannya jauh lebih besar darinya secara bulat-bulat.
4. Ular Cicak
|
Ular ini berwarna cokelat pada punggungnya dan ada sedikit warna putih di sisiknya. Meski tak berbisa, namun gigitan ular ini menyakitkan karena terdapat taring yang tajam. Sebagian negara pun menyebutnya sebagai 'ular serigala' (lycon; serigala, don; gigi).
Kelompok Sioux Snake Rescue (SSR) menyebut bahwa ular ini sering diidentifikasi sebagai anak kobra. Tak jarang ular ini langsung dibunuh karena kesalahpahaman tersebut.
"Ular cicak ini yang sering masuk ke rumah warga, nggak berbisa tapi sering dianggap anak kobra jadi suka dibunuh. Pernah itu kejadian di Kelapa Dua dibunuh terus dikubur," ujar koordinator Sioux Snake Rescue (SSR) Erwan 'Elang' di Jl Pitara Raya, Depok, Jawa Barat, Selasa (2/9/2014).
5. Ular Weling
|
Bisa ular ini berupa neurotoxin yang menyebabkan kerusakan pada syaraf. Gejala awal yang ditimbulkan adalah rasa mengantuk yang amat sangat.
"Berbisa tinggi. Bekas gigitannya nggak begitu kelihatan. Biasanya habis digigit orangnya ngantuk. Jadi jangan tidur kalau habis digigit karena bisa nggak bangun selamanya. Itu pernah kejadian di Bogor ada yang kegigit Weling sama temannya suruh istirahat tidur dulu selama perjalanan ke RS. Akhirnya nggak selamat," ujar koordinator Sioux Snake Rescue (SSR) Erwan 'Elang' di Jl Pitara Raya, Depok, Jawa Barat, Selasa (2/9/2014).
Ular Weling dievakuasi Elang dari rumah warga di Cibodas, Jawa Barat. Di wilayah Pantura biasanya disebut juga sebagai ular warakas dan banyak muncul di wilayah Cirebon.
Halaman 2 dari 6
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini