Sioux dan Perjuangan Melawan Paradigma Ular 'Jadi-jadian'

Fenomena Ular Urban

Sioux dan Perjuangan Melawan Paradigma Ular 'Jadi-jadian'

- detikNews
Selasa, 02 Sep 2014 13:36 WIB
Elang dan ular peliharaannya
Jakarta - Kelompok penyelamat ular, Sioux Snake Rescue (SSR) merupakan salah satu divisi dari Yayasan Sioux Ular Indonesia. Yayasan ini merupakan lembaga swadaya yang beranggotakan para pecinta ular.

"Sioux itu kita ambil dari nama suku Indian. Suku Sioux penyayang ular dan suku yang pemberani. Makanya kita pakai nama itu," kata Koordinator SSR Erwandi 'Elang' Supriadi di Shelter Sioux, Jl. Pitara Raya, Depok, Jabar, Selasa (2/9/2014).

Terbentuknya Sioux berawal dari komunitas pramuka pecinta reptil di Yogyakarta bernama Natrix Scout. Komunitas ini berdiri pada tahun 1997 namun karena kesibukan para anggotanya akhirnya vakum.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Scout akhirnya dibawa mas Aji Rahmat ke Jakarta. Mas Aji ketemu dengan mas Irwan Febriansyah, bang Edwin Firdiansyah, dan mbak Lidya. Akhirnya membentuk Sioux di Kwarnas Pramuka Jakarta 23 November 2003," cerita Elang.

"Ini lembaga swadaya, mandiri. Misi kita mengubah paradigma negatif masyarakat tentang ular. Kan ada yang bilang ular jadi-jadian atau dikirim. Ada yang nemuin langsung dibunuh. Padahal ular kalau nggak akan nyerang kalau nggak merasa terancam," tambah lulusan STIE Kalpataru Bogor ini.

Sebelum menjadi yayasan 2 tahun yang lalu, Sioux merupakan lembaga studi ular Indonesia. Hingga saat ini anggota Sioux berjumlah sekitar 300 orang dan tersebar di Jakarta dan sekitarnya, Medan, Padang, Lampung, serta Sulawesi. Pusat Sioux berada di Jakarta dan memiliki cabang regional di Yogyakarta.

"Untuk menjadi anggota harus mengikuti Basic Training Muscle (BTN) yang diadakan 2 tahun sekali. Relawan di Sioux disebut muscle atau otot karena seperti ular yang memiliki muscle. Untuk menunjang program-programnya Sioux membutuhkan muscle," jelas Elang.

Selain rescue ular, Sioux memiliki program edukasi, pelatihan, pengamatan (eventarisasi) ular, dan berkampanye agar masyarakat tidak membunuh ular serta mencintai hewan reptil tersebut. Sioux bersedia memberikan pelatihan dan edukasi kepada masyarakat, sekolah, dan kampus, mengenai ular tanpa dipungut biaya.

Bagaimana operasional dana yayasan?

"Swadaya, swakarsa dan mandiri. Kita juga dapat dari perusahaan-perusahaan dan manajemen perumahan menengah ke atas yang meminta jasa pelatihan. Untuk perusahaan juga kami kenakan tarif untuk rescue atau sweeping ular," lanjut Elang yang sudah menyukai hewan reptil sejak kecil ini.

Sioux disebut Elang pernah memberikan training kepada sejumlah perusahaan besar, salah satunya Unilever. Pelatihan bagi perusahaan diberikan Sioux kepada para karyawan perusahaan terutama para security. Perusahaan dapat menghubungi di email yayasansioux@gmail.com untuk mengetahui info tarifnya.

Program eventarisasi ular Sioux merupakan program penelitian. "Kita mendata dan meneliti ular yang berada di kawasan. Di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango kita setahun. Di sana kita gabungan dengan voulenteer dari Pantera. Dari kita 6 orang," tutur Elang.

Eventarisasi Sioux juga baru-baru ini dilakukan di Kalimantan Tengah untuk melakukan penelitian di salah satu hutan yang berada di sana. Ada 3 orang anggota Sioux yang diberangkatkan ke Kalteng.

Sementara itu untuk tim rescue Sioux kurang lebih ada 30 orang dan tersebar di Jakarta, Sukabumi, Tangerang, Bekasi, Depok, dan Yogyakarta. Merekalah yang selalu siap siaga 24 jam untuk menerima panggilan masyarakat.

"Kami sering dipanggil cowok panggilan. Padahal ada yang cewek juga. Rescue dibentuk tahun 2009. Untuk jadi tim rescue ada syaratnya, nggak cuma suka reptil doang. Harus bisa menghandling ular sama mengetahui habibat dan karakteristik ular. Ada pelatihannya," pungkas Elang.

(ear/mad)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads