Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengungkapkan bahwa kepercayaan dan dialog adalah kunci untuk mengatasi konflik. SBY mengambil contoh hubungan Indonesia dan Timor Leste yang kini sudah bisa bekerja sama.
"Strategic trust itu tidak mudah, butuh keberanian. Inilah mengapa Indonesia dan Timor Lesta bisa menjadi salah satu mitra yang terbaik," kata SBY saat berpidato di Bali Nusa Dua Convention Center, Bali, Jumat (29/8/2014).
Pidato ini ia sampaikan di Pembukaan Forum Global Aliansi untuk Peradaban atau Global Forum United Nations Alliance of Civilizations (UNAOC) ke-6. Perdana Menteri Timor Lesta Xanana Gusmao hadr di acara ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jika Indonesia dan Timor Leste dapat mengatasi masalah masa lalu, negara yang lain pun bisa," ucapnya.
SBY menyoroti radikalisme dan terorisme yang muncul di berbagai belahan dunia. Hal ini menjadi perhatian Indonesia sebaai negara penduduk Islam terbesar. SBY mencontohkan bagaimana Indonesia menyelesaikan konflik di negara ini dengan mengutamakan dialog.
"Kami mengutamakan rekonsiliasi di Aceh, Poso, dan Papua," tuturnya.
UNAOC sendiri ditujukan untuk utamanya menjembatani jurang antar peradaban, termasuk antara Islam dan Barat. Forum ini juga dihadiri oleh Sekjen PBB Ban Ki-Moon, Wakil PM Turki Besir Atalay, dan Menlu Spanyol Jose Manuel Garcia Margallo. Ada pula Presiden UN General Assembly ke 68 John W Ashe, High Representative of UNAOC, dan Menlu RI Marty Natalegawa.
(imk/mpr)