Hindari Tindakan Kontraproduktif, Polri dan Adrianus Sebaiknya Berdamai

Hindari Tindakan Kontraproduktif, Polri dan Adrianus Sebaiknya Berdamai

- detikNews
Jumat, 29 Agu 2014 00:53 WIB
Jakarta - Untuk menghindari tindakan kontraproduktif yang sama-sama tidak menguntungkan buat kedua belah pihak, sebaiknya Polri dan Guru Besar Kriminologi Fisip Universitas Indonesia Adrianus Meliala berdamai. Masih banyak pekerjaan rumah Polri yang jauh lebih penting yang membutuhkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk dituntaskan daripada urusan dengan Adrianus atas komentarnya di Metro TV.

Lagi pula Adrianus cukup kooperatif dengan memenuhi panggilan Bareskrim Polri untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Selain itu anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) tersebut sudah menyampaikan permohonan maaf secara terbuka yang dimuat di berbagai media.

"Sebaiknya Polri dan Pak Adrianus berdamai saja. Kalau kasus ini diteruskan hingga ke pengadilan, keduanya sama-sama rugi dan menguras energi yang seharusnya bisa diarahkan untuk hal lain yang jauh lebih produktif buat mengurus kepentingan yang lebih besar," ujar pengamat kepolisian dan militer Aqua Dwipayana pada Kamis (28/8/2014) saat diminta tanggapannya mengenai hal tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti diberitakan Mabes Polri mempolisikan anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Adrianus Meliala. Kriminolog UI ini dituding menebar fitnah terhadap Polri dalam sesi wawancara terkait dengan kasus suap yang melibatkan AKBP MB, eks Kasubdit Jatanras Polda Jabar.

"Sejak kejadian itu, besoknya sejak beliau bicara di media, ya besoknya kita buat laporannya (pengaduan)," kata Kadiv Humas Polri Irjen Ronny F Sompie di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (22/8/2014).

Ronny menyayangkan sikap Adrianus yang terburu-buru menuding kepolisian melakukan korupsi. Kalaupun itu terjadi, kata Ronny, seharusnya Adrianus sebagai anggota Kompolnas dapat menyampaikan langsung ke Polri sebagai bahan koreksi.

Dengan niat baik pada Selasa (26/8/2014) Adrianus mendatangi Bareskrim Mabes Polri memenuhi panggilan penyidik untuk diperiksa atas dugaan fitnah dan pencemaran nama baik institusi tersebut. Saat diperiksa Adrianus mengatakan hasil wawancara dengan dirinya yang ditampilkan di Metro TV tidak utuh. Sebab di awal wawancara dia justru mengapresiasi Polri. Namun yang dikutip justru bagian yang mengkritik Polri.

"Ya kalau yang dikutip justru bagian yang itu (ATM Polri), terasa menghina. Jika yang dikutip adalah soal pujian, lain ceritanya," ujar Adrianus di Bareskrim pada Selasa (26/8/2014).

Aqua menyarankan sebaiknya wakil dari Mabes Polri dan Adrianus bertemu secara baik-baik untuk membicarakan hal yang dipermasalahkan Polri. Kemudian bersama-sama mencari solusi terbaik tanpa harus membawanya ke ranah hukum. Setelah pertemuan tersebut tentunya ke depan diharapkan kasus serupa tidak terulang kembali.

Di sisi lain Polri tetap perlu instrospeksi diri terhadap berbagai masukan yang disampaikan masyarakat terhadap kinerjanya. Realitanya sampai hari ini masih banyak hal yang perlu diperbaiki Polri sehingga keberadaannya diterima masyarakat dan mendapat dukungan penuh.

Semua masukan yang disampaikan masyarakat ke Polri sebagai bukti nyata bahwa masyarakat sayang sama Polri dan merasa memiliki institusi itu. Sehingga memberikan berbagai saran untuk perbaikan dengan harapan dari waktu ke waktu secara signifikan kinerjanya lebih baik lagi.

"Lebih cepat pertemuan dan pembicaraan antara Polri dan Adrianus dilakukan makin baik. Sehingga masalahnya tidak berlarut-larut dan tidak jadi konsumsi media untuk diberitakan secara negatif," ungkap Aqua.

Dalam pengamatan pakar komunikasi ini, kasus tersebut saat ini salah satu yang jadi perhatian media termasuk media-media nasional baik cetak, dotcom, maupun elektronik. Masalahnya jika tidak segera dituntaskan akan merugikan keduanya.

Kasusnya baru bergulir beberapa hari saja, lanjut anggota Tim Pakar Seleksi Menteri detikcom ini, sudah ada media besar yang memberitakan Polri negatif terkait dengan kasus tersebut. Dengan menganggap Polri arogan sebab mengadukan Adrianus ke Bareskrim.

Jika tidak ada upaya untuk menuntaskan segera kasus tersebut dengan cara berdamai, sehingga masalahnya jadi berlarut-larut, menurut Aqua Polri akan mengalami kerugian. Citranya dapat menurun apalagi telah ada yang menggulirkan isu bahwa Adrianus dikriminalisasi oleh Polri.

"Sebagai pakar di bidang kriminologi selama ini baik langsung maupun tidak langsung sumbangsih Pak Adrianus ke Polri cukup besar. Sebagian anggota Polri pernah jadi mahasiswa beliau baik di program S2 maupun S3. Pemikiran-pemikiran beliau juga sering digunakan Polri. Hendaknya hal itu jadi salah satu pertimbangan Polri untuk menyelesaikan masalahnya dengan cara berdamai," kata Aqua menutup komentarnya.

(kha/kha)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads