Gerombolan penjahat itu tiba di Mapolda Jateng pukul 21.15 WIB dan langsung digiring memasuki ruangan melewati lobi kantor Ditreskrimum Polda Jateng. Pimpinan kelompok itu, Adam (42) juga ikut ditangkap. Dalam pengakuannya kepada polisi, pria berbadan gemuk itu mengatakan sudah berkali-kali menggasak uang nasabah sejak tahun 2009.
"Seingat saya sudah 75 kali," kata Adam saat digiring di Mapolda Jateng, Jalan Pahlawan Semarang, Kamis (28/8/2014) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Modus yang dilakukan komplotan tersebut cukup canggih, yaitu dengan menggunakan alat-alat modern seperti Skimmer, alat Read and Write, dan Pencam. Cara kerja mereka yaitu satu orang masuk ke ATM tertentu dan memasang Skimmer di depan tempat memasukkan kartu ATM. Alat tersebut untuk mengcopy data dari kartu ATM korban.
Tidak hanya itu Pencam atau kamera berbentuk pena dipasang di dekat tombol angka agar bisa melihat nomor pin korban saat ditekan. Pen tersebut dikamuflase dengan mika yang dibentuk sedemikian rupa sehingga seolah-olah bagian dari mesin ATM. Untuk menghindari pantauan CCTV, kadang mereka tidak segan menutupnya menggunakan cat semprot.
Pemasangan alat-alat canggih itu dilakukan sekitar 20 menit, kemudian diambil oleh orang lain yang masih satu komplotan. Di tempat persembunyian mereka, data korban yang sudah direkam Skimmer dipindah ke note book dan dikloning ke kartu ATM polos yang mereka buat. Dengan kartu kloning dan pin yang sudah terekam pencam, komplotan itu dengan leluasa menguras uang korban lewat ATM.
Kasubdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Jateng, AKBP Martono membenarkan penangkapan sembilan pelaku yang tiba di Mapolda Jateng malam tadi. Pihaknya hingga saat ini masih mendalami berapa korban dan kerugian akibat aksi mereka.
"Masih diselidiki, diperkirakan itu nilainya mencapai miliaran rupiah," tandas Martono kepada detikcom di Mapolda Jateng.
Selain membawa tersangka, polisi juga membawa barang bukti berupa mobil Nissan Infinity bernopol B 1389 KEQ, Toyota Avanza bernopol H 9000 OQ, Skimmer, Pencam, Notebook, dan sekitar 250 kartu ATM. Diduga mereka melakukan aksi tidak hanya di wilayah Jawa Tengah, namun hingga Yogyakarta dan Jawa Timur.
(alg/sip)