"Suka nangis nyesel sama apa yang saya lakuin. Apalagi kalau ingat sama ibu di rumah, saya makan tiga kali di lapas, sementara ibu nggak tau gimana," kata Emon lirih seraya meneteskan air mata, Kamis (28/8/2014) sekitar pukul 12.30 WIB.
Emon adalah tulang punggung keluarga. Ia bekerja sebagai buruh pabrik pengolahan sari kelapa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Alhamdulillah, sekarang saya puasa Senin-Kamis. Salat juga ga pernah telat karena memang di Lapas wajib buat menjalankan ibadah," aku Emon.
Emon menjadi pesakitan setelah aksi bejatnya mencabuli puluhan bocah terkuak. Dia
mengaku menyesali perbuatannya. Usai salat, lajang ini dihantui rasa bersalah.
Sidang keempat menghadirkan 7 saksi. Sidang yang berlangsung tertutup itu digelar dua kali seminggu karena banyaknya saksi yang dihadirkan. Sidang akan kembali dilanjutkan pada Senin (1/9/2014) pekan depan.
(try/try)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini