"Luka saya nggak sembuh-sembuh, ke mana-mana saya masih cari benda itu," ujar Intan kepada detikcom di Museum Nasional, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis (28/8/2014).
Peristiwa pencurian itu terjadi pada 11 September 2013 lalu, banyak kelemahan sistem keamanan museum yang dikritik publik seperti matinya CCTV. Oleh karena itu, Museum Nasional menambah ratusan CCTV dan yang lama diperbaiki seluruhnya sehingga kembali menyala.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain CCTV, Museum Nasional kini dilengkapi dengan sistem alarm di setiap pintunya. Jika pintu dibuka paksa maka alarm langsung menggema memekakan telinga.
â"Pengembangan sistem pengamanan ini dengan masterplan. Kita kerjasama dengan polisi wisata, Polsek Gambir dan Polda Metro Jaya. Kita galang semua jadi kita buat berubah," ujar Intan.
Begitu pula dengan personel satpam museum. Setiap satu ruangan dijaga oleh satu satpam. Ruangan itu tak diperbolehkan kosong, sehingga jika satpam ingin meninggalkan ruangan harus menunggu rekannya berjaga diruangan itu.
"âKita sekarang sangat menjaga aset yang tidak ternilai, dengan polisi juga selalu dipantau, khususnya polisi pariwisata. Satu ruangan satu satpam," ujar Intan.
Sementara terkait proses penyelidikan hilangnya koleksi museum itu, Intan mengaku belum ada kabar baru. Ia juga menyerahkan sepenuhnya kepada pihak kepolisian untuk mengungkap kasus itu.
"Saya sudah serahkan ke polisi tapi banyak hal yang harus kita persiapkan untuk museum ini. âJadi memang barangnya agak tipis dan kecil, bisa masuk buku dan kantong. Sampai sekarang belum ada tanda sampai di mana. Saya tetap punya luka karena itu, jadi pembelajaran berharga untuk kita," tutup Intan.
(vid/mpr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini