Ketika Tawa Canda Seratusan Anak Sekolah Memecah Kesunyian Museum Nasional

Ketika Tawa Canda Seratusan Anak Sekolah Memecah Kesunyian Museum Nasional

- detikNews
Kamis, 28 Agu 2014 12:20 WIB
Jakarta - Museum Nasional terasa begitu sepi dan sunyi saat jalan-jalan di ibu kota bising dengan suara mesin. Kesunyian di museum itu menyimpan ribuan benda-benda dengan nilai sejarah yang tak bisa dibeli oleh uang.

Kesunyian di museum yang terletak‎ di Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis (28/8/2014), itu tak berlangsung lama. Sedikitnya 100 anak-anak dari PAUD, TK dan SD di sekitar Gambir datang pada pukul 09.00 WIB.

‎Mereka tampak berbaris rapi dengan ceria bersiap masuk ke dalam museum. Satu per satu ruangan koleksi museum mereka hampiri, ada yang tampak tertarik, ada pula yang terus menggandeng tangan mamanya dan tak mau melihat koleksi museum.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tur keliling ruangan koleksi museum oleh anak-anak ini tampak seperti kunjungan sekolah ke museum, kegiatan rutin dan tak ada yang istimewa. Tapi 100 anak-anak yang berkunjung hari ini tak hanya melihat-lihat koleksi museum berupa mahkota hingga kain batik.

Mereka menuju sebuah ruangan di pojok gedung utama museum. Dekorasi ruangan itu dipenuhi payung-payung kecil yang menggantung dengan lukisan di atasnya. Lagu anak-anak menggema di ruangan yang memamerkan alat musik tradisional seperti angklung dan kendi-kendi kecil dengan lukisan.

Anak-anak tersebut langsung berlarian ke dalam ruangan yang disebut Kid's Corner itu. Ruangan yang dipenuhi dengan warna-warna cerah seperti merah, biru, kuning dan hijau itu merekam suara tawa anak-anak, para orangtua tak diperkenankan masuk ke dalam ruangan itu.

Ada beberapa pendamping yang mengarahkan anak-anak untuk ‎menunjukkan apa yang mereka dapatkan saat tur keliling museum. Sehingga ada anak yang asyik bermain congklak dengan biji-biji keong kecil, ada yang larut menggambar pola batik dan ada pula yang menggambar dua gunung dengan matahari kecil di sebuah kendi kecil.

Kesan museum yang tampak tua, tidak terawat dan sunyi hilang seketika karena anak-anak itu tak bisa menyembunyikan betapa senangnya mereka. Menurut ‎Kepala Museum Nasional Intan Mardiana, Kid's Corner adalah langkah baru untuk menggaet anak-anak dan kaum muda agar turut serta menghidupkan museum.

"Jadi bisa dibuat melalui permainan, mengenal beberapa koleksi baik dari menggambar dan mewarnai. Jadi mengenal prasejarah, masa kerajaan, sehingga mereka terbawa. Lalu membatik dan melukis di kendi," ujar Intan kepada detikcom di museum yang dulu disebut Museum Gajah itu.

"Dengan kegiatan Edukids ini nanti mereka mengenal ternyata Indonesia banyak kerajaan. Ini sederhana tapi mereka lebih mengenal. Nanti juga di gedung lama itu akan ada pemutaran film anak tentang kebangsaan dan permainan anak-anak. Nanti kita ajak lagi," tambah Intan.

Selain bermain, anak-anak juga dikenalkan permainan tradisional Indonesia, bermain alat musik tradisional, menari tradisional dan melenggok dengan busana batik bagai model-model di catwalk. Kegiatan 100 anak di museum itu melunturkan kesan sunyi.

(vid/mpr)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads