"Saya ada problem gigi. Dulu hidup di desa. Saya juga kena hepatitis. Jadi pengembala kambing. Minum ya campur kambing di got, gak tahu air di atas ada campuran berak. Saat gigi sakit tinggal dicabut," ungkap Dahlan saat ceramah di hadapan mahasiswa baru pascasarjana di gedung Graha Sabha Pramana (GSP) UGM, Rabu (27/8/2014).
Namun kalau sekarang, kata dia, seorang dokter tidak mudah lagi mencabut gigi. Dia pun meminta drg Ika Dew Ana, PhD naik ke panggung untuk menjelaskan fenomena dokter gigi yang sudah berubah. Tidak serta merta akan mencabut gigi bila ada pasien sakit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut dia, seorang dokter gigi di Surabaya menyarankan agar dia pakai gigi implan, bukan gigi palsu. Namun masalahnya saat akan dipasang implan, tulang gigi bagian belakang sudah mengecil. Dengan demikian, kalau diobor, alat bor gigi bisa keluar dari gigi.
Menurut penelitian drg Ika, tulang gigi ditumbuhkan dulu sebelum dibor. Sel-sel gigi diingatkan lagi untuk bisa tumbuh.
"Saya menjalani stemsel untuk mempertebal tulang gigi, nanti dalam proses implan. Saya berjanji akan gunakan penemuan dari UGM untuk gigi saya," katanya.
Sambil bergurau dia mengatakan dirinya bukan kelinci percobaan. Namun dia bangga sebagai menteri pertama yang menggunakan penemuan dari UGM itu.
"Menteri pertama tapi bukan orang pertama yang mengunakan itu. Saya jalani proses implan dan saya akan gunakan penemuan ini," pungkas dia.
(bgs/try)