3 Kisah Jokowi Menguji Ajudan Terbaik

3 Kisah Jokowi Menguji Ajudan Terbaik

- detikNews
Rabu, 27 Agu 2014 11:18 WIB
3 Kisah Jokowi Menguji Ajudan Terbaik
Jakarta -

Gerak-gerik Joko Widodo (Jokowi) tidak luput dari pengamanan aparat mulai saat menjabat Wali Kota Solo, Gubernur DKI Jakarta hingga kini menjadi presiden terpilih. Sang pengawal setia melindungi dan mendampingi Jokowi. Pria asal Solo ini memiliki kriteria saat memilih ajudan terbaik.

Jokowi berjanji sikapnya tidak akan berubah jika kelak resmi dilantik menjadi Presiden RI. Suami Iriana ini ingin selalu dekat dengan rakyat dan tetap blusukan.

Demi keamanan, Jokowi mendapat pengawalan resmi dari ajudan dan kini personel Paspampres. Ia mengaku menyukai pengawal yang rajin bekerja siang malam, pintar dan wajahnya pun tidak perlu ganteng.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Berkut 3 kisah Jokowi menguji ajudan terbaik:

1. Stimulasi Blusukan

Gubernur DKI yang juga sebagai presiden terpilih, Joko Widodo kembali blusukan dengan pengamanan Paspampres. Blusukan ini juga dilakukan Jokowi untuk melihat seperti apa saat personel Paspampres menghadapi warga.

"Saya juga mau lihat kalau masuk ke sini (Paspampres) kayak apa," kata Jokowi di sela blusukannya di Waduk Rawa Kendal, Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara, Selasa (26/8/2014).

"Ya nggak ada apa-apa. Apa yang berubah? Yang kagok justru Paspampres," lanjut Jokowi sambil tersenyum.

Personel Paspampres ini selalu siaga mengawasi gerak-gerik Jokowi yang sedang blusukan. Mereka tampak sigap saat Jokowi meninjau pengerukan Waduk Rawa Kendal di Rorotan, Cilincing, jakarta Utara.

Paspampres menjaga agar Jokowi masih dalam jarak aman saat bertemu masyarakat. Tak jarang, warga yang antusias harus ditahan agar tidak terlalu dekat dengan Jokowi.

Sikap dingin anggota Paspampres yang selalu bungkam jika berbincang dengan awak media, kali ini berubah. Jokowi menodong Kepala Detasemen Paspampres Mayor Anan untuk mau menjawab beberapa pertanyaan media seputar teknis pengamanan.

"Kalian tanya saja sama orangnya langsung," kata Jokowi sambil memanggil Mayor Anan yang berperawakan tinggi besar dan cepak.

Mayor Anan adalah salah satu personel Paspampres yang masuk dalam pengamanan ring 1 Jokowi. Dia termasuk dalam 4 orang yang menjaga keamanan Jokowi dari jarak dekat.

Anan menjelaskan, Paspampres masih menyesuaikan diri dengan pola blusukan Jokowi. Mereka masih beradaptasi dengan kebiasaan Jokowi yang doyan bertemu dengan masyarakat, namun tetap bisa menjamin penuh keamanan.

"Pada dasarnya pas menyesuaikan keinginan Bapak, SOP yang kita pegang dilaksanakan dan prosedur dijaga betul," ujarnya.

Anan mengakui jika gaya blusukan Jokowi memang baru. Namun, Paspampres tidak akan kagok dalam menjalankan tugasnya.

"Ada simulasi (blusukan) kan," ucapnya.

Anan juga memastikan warga masih tetap bisa berfoto dengan Jokowi. Namun etika berfoto antara gubernur dengan presiden tentu akan berbeda jauh.

"Kalau diajak sangat berdekatan, ya tetap jaga kesopanan," ucapnya.

Selama Anan diwawancara, Jokowi hanya berdiri saja di belakang sambil tersenyum. Apalagi Anan tampak kikuk saat meladeni pertanyaan wartawan.

2. Rajin dan Pintar

Jika diperhatikan, ada satu nama yang selalu dimasukkan cerita oleh Joko Widodo (Jokowi) dalam berbagai kesempatan. Dia adalah Dista. Seorang ajudan yang kini menjadi kebanggaan Gubernur DKI ini.

Nama Dista sering disebut Jokowi jika menghadiri berbagai acara. Kehadiran Dista membuat Jokowi merasa tidak minder saat bertemu dan berjabat tangan dengan sejumlah orang, meski jabatan Jokowi yang tinggi.

Jokowi berkisah memang punya cerita unik soal ajudan. Saat masih menjadi wali kota Solo, para tamu yang datang lebih sering menyalami ajudannya duluan. Ajudan Jokowi saat itu tinggi, gagah nan tampan.

Tidak ingin kejadian terulang, Jokowi pun kali ini berinisiatif memilih sendiri para ajudannya. "Saya milih sendiri, saya pilih dari 10 lulusan IPDN, pilih dan dapat. Mau kenal ajudan saya?" tanya Jokowi saat memberi kuliah umum di Gedung Prof Soedarto, Undip, Semarang, Sabtu (9/11/2013).

Kepala Jokowi bergerak ke kiri dan kanan. Melalui pengeras suara, Jokowi menyahut nama seseorang. "Dista," ucapnya.

Seketika, di arah sudut kanan paling belakang terdengar jawaban bersuara pria. "Siap," ucap pria berseragam cokelat PNS.

"Siap-siap. Ke sini," kata Jokowi dengan suara khasnya yang disambut gelak tawa mahasiswa.

Pria yang dipanggil Jokowi itu berlari ke depan menghampiri. Ajudan itu bernama Pradista M Putra. Jokowi dan ajudannya berdiri sejajar. Keduanya menebar senyum di hadapan mahasiswa.

"Ini paling rajin," ujar Jokowi sembari menatap Dista yang berdiri sikap sempurna.

"Kamu bujang kan?" kata Jokowi yang kembali membuat riuh hadirin.

"Enggak Pak. Saya punya pacar," jawa Dista.

"Kalau belum, tadinya mau diobral. Pacar kamu di Unpad kan," tanya Jokowi lagi.

Dista hanya mesem-mesem sambil mengangguk. Mahasiwa tertawa terpingkal-pingkal. Tak lama, Jokowi yang mengenakan kemeja putih itu meminta Dista kembali ke tempat semula.

Dista diperkenalkan Jokowi di Universitas Diponegoro (Undip) Semarang dua pekan lalu. Pria 23 tahun asal Jakarta ini masuk angkatan 19 IPDN masuk tahun 2008 dan menjadi ajudan Jokowi karena lolos dalam tes seleksi.

3. Ajudan Berwajah Jelek

Jokowi bagai sedang melakukan stand up comedy saat didapuk sebagai pembicara di Pekan Produk Kreatif Indonesia (PPKI). Kisah pengalamannya nan kreatif membuat hadirin tertawa terpingkal-pingkal.

Jokowi menjadi pembicara bersama-sama Menparekraf Mari Elka Pangestu, Viona Ke dosen dari Adelaide University dan moderator Jaya Suprana di Epicentrum Walk (Epiwalk), Jl Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (22/11/2012). Acara ini dihadiri berbagai elemen masyarakat mulai dari mahasiswa, pengusaha dan warga umum lainnya.

Tibalah giliran Jokowi berbicara. Beda dengan pembicara lainnya, Jokowi yang semula duduk tiba-tiba berdiri meninggalkan kursi. Ia lalu menuju podium.

"Saya kalau duduk nggak bisa ngomong. Saya ini 33 tahun kerja di barang-barang yang kita lihat tadi. Jadi agak kreatif dikitlah," kata Jokowi memulai pembicaraan yang disambut tawa hadirin.

"Tetapi, sejak 7 tahun lalu karena kecelakaan, jadilah Wali Kota. Nah... yang di sini saya mulai tidak kreatif," lanjut Jokowi.

Jokowi pun bercerita tentang sang ajudan yang setia mendampinginya. "Saat jadi Wali Kota, saya itu ke mana-mana nyetir sendiri. Saya diberikan dapat 1 orang ajudan waktu itu. Ia tinggi, besar, ganteng lagi. Sementara bodi saya kurus kering, berat badan saya hanya 45 kilogram," kata Jokowi yang sesekali menggerakkan tangan. Tawa hadirin membahana dan suasana menjadi riuh.

"Jadi setiap tamu yang datang ke kantor saya, yang disalami ajudan saya. Selalu ajudan saya, bukan saya," curhat Jokowi dengan mimik serius.

"Satu bulan, saya agak kuatlah. 2 Bulan mulai nggak kuat. 3 Bulan sudah nggak tahan, muncul kreatif saya, ajudan saya itu saya ganti dengan ajudan yang lebih jelek dari saya. Jadi semenjak itu saya selamat. Selama 7 tahun, saya terus disalami orang. Selamat saya," cerita Jokowi yang disambut tawa riang hadirin, termasuk Mari Elka yang terus tertawa mendengar kisah Jokowi.


Halaman 2 dari 4
(aan/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads