"Yang modern kan mahal sekali. Kita coba alternatif," ujar salah satu anggota tim peneliti Dr Linar Zalinar Udin, M.S.
Hal ini disampaikan Linar usai menerima Inventor Award LIPI 2014 di Kebun Raya Bogor, Selasa (26/8/2014). Antibiotik ini berasal dari mikroba tanah yang bisa didapatkan dengan mudah di Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya itu, para peneliti LIPI juga berhasil menemukan senyawa kalanon dari getah pohon Bintangor Batu yang mampu menghambat pertumbuhan sel kanker usus.
"Selain itu, senyawa ini juga memiliki aktivitas penghambatan yang tinggi terhadap sel kanker Murine Leukimia," jelas Linar.
Menurutnya, Indonesia memiliki banyak kekayaan hayati yang bisa menjadi obat mujarab jika dikelola dengan serius. Penemuannya ini, menjadi obat anti kanker herbal yang terbuat dari kekayaan hayati asli Indonesia pertama kali.
"Selama ini obat kanker herbal memang banyak. Tapi bahan-bahannya saya lihat dari China semua," kata Linar.
Proses pembuatan antibiotik dengan cara fermentasi dan senyawanya kini telah dipatenkan. Proses uji cobanya kini masih terus berjalan, dan telah sampai di uji klinis.
Dia berharap nantinya hasil penelitiannya ini dapat sukses dan dapat diproduksi secara massal. "Ini sedang terus kita usahakan. Belum ada (perusahaan farmasi yang bersedia). Nggak tahu, apakah kemasannya atau apa," tutur Linar.
(sip/gah)