Perhelatan akbar Pilpres 2014 baru saja berakhir. Salah satu yang jadi catatan, rangkaian Pemilu tahun ini seolah tak bisa lepas dari kemunculan begitu banyak lembaga survei.
Menurut Wakil Ketua Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (Persepsi) M Qodari, saat ini banyak lembaga survei yang dianggap tidak kredibel dan menjual hasil survei ke pihak-pihak tertentu. Kepercayaan terhadap lembaga survei pun perlahan menurun.
"Sekarang terjadi kemunduran. Sekarang orang-orang mulai ragu apakah survei ini bisa dipercaya atau nggak," kata M Qodari, dalam diskusi 'Perhimpunan survei opini publik Indonesia', di Hotel Oria, Jl KH Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Jumat (22/8/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Trennya dulu menanjak. Tapi sekarang pelan-pelan menurun. Ya jangan main-main sama data," tutur Qodari.
Menurut Ahli Psikologi Politik Hamdi Muluk, diperlukan adanya pengetatan terhadap responden yang akan di survei. Hal tersebut agar kepercayaan publik pada lembaga survei kembali bagus.
"Kayaknya perlu pengetatan. Awalnya siapa pun masuk-masuk saja. Sekarang sepertinya harus diperketat," jelas Hamdi.
(rna/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini