Potret Buram Korban Bom Atom Hiroshima

Laporan dari Jepang

Potret Buram Korban Bom Atom Hiroshima

- detikNews
Jumat, 22 Agu 2014 08:53 WIB
Hiroshima - Memasuki kompleks Monumen Taman Perdamaian Hiroshima bulu kuduk Anda mungkin akan berdiri. Di museum inilah berbagai memorabilia, benda-benda yang terkena ledakan bom, bahkan bagian tubuh dari korban disimpan.

Di lantai pertama museum, pengunjung akan diperlihatkan video-video mengenai kondisi Hiroshima sebelum dan sesudah ledakan bom atom. Sementara di lantai atas, kita bisa melihat replika si 'Little Boy', bom atom, sisa-sisa dari gedung yang hancur, serta barang-barang lainnya.

Kita juga bisa melihat anak tangga menghitam karena bekas jejak tubuh manusia yang melekat di tangga saat terjadi ledakan. Bagian dari tangga lainnya memutih karena panas, hanya di bagian tangga yang diduduki korban saja yang terlihat menghitam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain menewaskan sekitar 140.000 orang dalam radius 2 km, bom atom juga memberikan kepedihan yang lebih dalam lagi bagi korban hidup. Ya mereka merasakan langsung efek mengerikan terkena radiasi. Mulai dari yang skala kecil seperti kulit terbakar, sampai kerusakan otak pada bayi.

Bahkan anak-anak yang hidup saat itu menggambarkan kondisi korban yang mengalami luka terbakar seperti hantu yang berjalan. Hal ini bisa kita lihat dalam lukisan-lukisan yang dibuat pada masa itu. Untuk memperlihatkan efek radiasi yang berbahaya bagi tubuh, dipamerkan pula lepuhan kulit dari korban. Kulit korban ini diawetkan dalam sebuah kotak kaca.

Salah satu kisah korban yang paling ditonjolkan di museum ini adalah kisah Sadako Sasaki. Anak yang terkena leukimia karena radiasi. Sadako berumur 2 tahun saat bom meledak. Dia tidak mengalami luka-luka namun 10 tahun kemudian tubuhnya mulai sakit-sakitan sebagai efek dari radiasi. Sadako mulai sakit saat memasuki sekolah dasar.

Saat berkunjung ke sana, Kamis (21/8/2014), di museum itu diperlihatkan betapa beratnya penderitaan yang dialami Sadako. Meskipun begitu Sadako tidak menyerah, demi harapannya agar cepat sembuh Sadako pun membuat ribuan burung kertas origami. Masyarakat Jepang percaya burung kertas merupakan simbol dari harapan, penyembuhan dan jalan keluar dari masa sulit.

Saat kematiannya, Sadako dikuburkan dengan burung kertas dan bunga. Untuk mengenang kematian Sadako dibuatlah monumen khusus anak korban bom Hiroshima yang berupa monumen lonjong dengan 'Sadako' di atasnya. Monumen ini dibangun pada 5 Mei 1958.

Di bagian tengah ada gong dari burung kertas yang bisa pengunjung bunyikan untuk berdoa mengenang korban anak-anak. Di sekeliling monumen ada puluhan juta burung kertas yang dikirim dari dari seluruh dunia.

"This is our cry, this is our prayer: for building peace in the world" begitu tulisan di bawah monumen Sadako.

(ddn/rvk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads