Di lantai pertama museum, pengunjung akan diperlihatkan video-video mengenai kondisi Hiroshima sebelum dan sesudah ledakan bom atom. Sementara di lantai atas, kita bisa melihat replika si 'Little Boy', bom atom, sisa-sisa dari gedung yang hancur, serta barang-barang lainnya.
Kita juga bisa melihat anak tangga menghitam karena bekas jejak tubuh manusia yang melekat di tangga saat terjadi ledakan. Bagian dari tangga lainnya memutih karena panas, hanya di bagian tangga yang diduduki korban saja yang terlihat menghitam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan anak-anak yang hidup saat itu menggambarkan kondisi korban yang mengalami luka terbakar seperti hantu yang berjalan. Hal ini bisa kita lihat dalam lukisan-lukisan yang dibuat pada masa itu. Untuk memperlihatkan efek radiasi yang berbahaya bagi tubuh, dipamerkan pula lepuhan kulit dari korban. Kulit korban ini diawetkan dalam sebuah kotak kaca.
Salah satu kisah korban yang paling ditonjolkan di museum ini adalah kisah Sadako Sasaki. Anak yang terkena leukimia karena radiasi. Sadako berumur 2 tahun saat bom meledak. Dia tidak mengalami luka-luka namun 10 tahun kemudian tubuhnya mulai sakit-sakitan sebagai efek dari radiasi. Sadako mulai sakit saat memasuki sekolah dasar.
Saat berkunjung ke sana, Kamis (21/8/2014), di museum itu diperlihatkan betapa beratnya penderitaan yang dialami Sadako. Meskipun begitu Sadako tidak menyerah, demi harapannya agar cepat sembuh Sadako pun membuat ribuan burung kertas origami. Masyarakat Jepang percaya burung kertas merupakan simbol dari harapan, penyembuhan dan jalan keluar dari masa sulit.
Saat kematiannya, Sadako dikuburkan dengan burung kertas dan bunga. Untuk mengenang kematian Sadako dibuatlah monumen khusus anak korban bom Hiroshima yang berupa monumen lonjong dengan 'Sadako' di atasnya. Monumen ini dibangun pada 5 Mei 1958.
Di bagian tengah ada gong dari burung kertas yang bisa pengunjung bunyikan untuk berdoa mengenang korban anak-anak. Di sekeliling monumen ada puluhan juta burung kertas yang dikirim dari dari seluruh dunia.
"This is our cry, this is our prayer: for building peace in the world" begitu tulisan di bawah monumen Sadako.
(ddn/rvk)