Penipuan yang menimpa Fikri terjadi pada Januari 2014 lalu. Kala itu dia berpesan kepada salah satu petugas keamanan di lingkungan rumahnya untuk mencarikan sopir. Tak lama kemudian Fikri kedatangan tamu bernama Widodo yang berniat melamar pekerjaan kepadanya.
"Awalnya dia (Widodo) berputar-putar di lingkungan sini cari kerja. Terus ketemu petugas keamanan dan diantar ke rumah saya. Memang saya pas lagi butuh sopir dan saya tanya ke satpam katanya sudah kenal lama (dengan Widodo), ya sudah saya percaya dan langsung terima," kata Fikri kepada detikcom, Rabu (20/8/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya foto KTP dan SIM-nya, alamatnya sama. Makanya saya percaya," terang Fikri.
Widodo mengaku dia berasal dari Jawa Tengah. Dia juga sudah pernah bekerja di Sunter, Jakarta Utara, sebagai sopir selama 2 tahun. Namun dia berhenti karena majikan sebelumnya tidak mau bertanggung jawab mengurus SIM-nya yang kena tilang setelah disuruh masuk busway.
Hari pertama kondisi normal dan berjalan seperti biasa. Widodo mengantar dan menjemput Fikri dan istrinya tepat waktu.
"Bahkan dia bisa cuci mobil sehari tiga kali," katanya.
Setelah seminggu bekerja masih tidak ada tanda-tanda mencurigakan yang diperlihatkan Widodo. Pada hari kedelapan, terjadilah petaka itu. Saat itu pagi hari. Istri Fikri yang ingin ke pasar meminta Widodo untuk mengantarnya. Biasanya mobil yang digunakan adalah Nissan Grand Livina, namun karena masih di dalam garasi, akhirnya Widodo menggunakan mobil Honda CR-V yang sudah terparkir di depan rumah.
"Istri saya diturunin di pasar dan sempat telepon dia (Widodo), tanya parkirnya dekat mana. Widodo bilang dekat tempat pembuangan sampah. Setelah belanja, istri saya telepon lagi, tapi HP-nya sudah tidak aktif," jelas Fikri.
Istrinya kemudian bertanya kepada satpam di pasar. Menurut satpam, mobil CR-V tidak parkir, dia hanya masuk terus langsung keluar pasar.
Sadar mobilnya dibawa kabur, Fikri lantas melapor ke Polsek Kelapa Gading. Setelah itu bersama dengan polisi, Fikri datang ke alamat rumah yang tercantum di dalam KTP Widodo.
"Kata Pak RT sana, Widodo bukan warga dia. KTP yang saya foto itu ternyata palsu. Bahkan, Pak RT bilang tahun lalu juga ada yang ke sini, nanyain Widodo dari Polsek Gunung Putri, Bogor. Mobilnya jenis Freed, dibawa kabur setelah antar anak majikannya sekolah," ucapnya.
Sementara satpam di lingkungan rumah Fikri yang mengaku kenal lama dengan Widodo ternyata bohong. Satpam itu ternyata juga baru kenal dengan Widodo dan dikasih uang Rp 50 ribu oleh Widodo untuk mencarikan orang yang membutuhkan sopir.
"Satpamnya sempat diperiksa polisi dan mau ditahan. Tapi saya bebasin saja, soalnya dia juga baru kenal sama Widodo dan enggak tahu juga," kata Fikri.
Masalah lain bagi Fikri, mobil yang hilang itu ternyata masih dicicil. Perusahaan leasing tidak percaya dengan kehilangan mobil Fikri dan meminta agar sisa cicilan dilunasi.
"Itu (CR-V) kan masih leasing satu tahun lagi, tapi tetap bayar tagihannya. Padahal secara hukum kalau hilang sudah putus kewajiban bayar leasing dan masih diurus polisi. Mereka enggak percaya mobil saya hilang, padahal sudah ada surat dari kepolisian," ujarnya.
Kini, Fikri hanya bisa berharap agar mobilnya bisa ditemukan dan Widodo bisa ditanggap karena korbannya bukan hanya dia.
Anda punya informasi soal sosok Widodo? Atau pernah melihat orang yang mirip dengannya? Berikan informasi soal keberadaannya atau lokasi terakhir Anda melihatnya ke redaksi@detik.com, pasangmata.com, atau kepolisian terdekat. Jangan lupa sertakan kontak Anda.
#detikTif adalah program khusus detikcom yang berarti 'detektif interaktif'. Pembaca dapat berkontribusi menelusuri atau memberi informasi soal sosok misterius yang sedang dicari.
(slm/nrl)